"Kalau itu bisa termasuk jalan tolnya, maka antara Borobudur-Bandara Kulon Progo kemudian daerah wisata lainnya akan terkoneksi dengan baik," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung ditemui usai menghadiri rangkaian Rapat Terbatas terkait Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jambi di Kantor Presiden, Jakarta pada Kamis.
Menurut Pramono, selain infrastruktur bandara, Presiden bersama sejumlah menteri Kabinet Kerja membahas tentang pengembangan kawasan wisata Candi Borobudur-Prambanan dapat dituntaskan.
Sementara itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan pemerintah masih perlu menentukan pilihan trase untuk jalur kereta api maupun jalan raya dari Bandara Kulon Progo menuju kawasan wisata Candi Borobudur.
Menurut Gubernur, beberapa pilihan jalur akses untuk menuju Borobudur dari bandara internasional akan melewati jalur pegunungan.
"Kalau saya lebih bagus yang tengah karena obyek wisatanya (terletak) di tengah. Sehingga dengan dilewati jalan yang dilebarkan dan sebagainya, jalur utama langsung ke Borubudur," ujar Sri Sultan menjelaskan pilihan jalur usulan Pemda Yogyakarta.
Status jalan yang tembus hingga ke Muntilan itu, saat ini merupakan jalan provinsi.
Sehingga jika dipilih menjadi jalur untuk akses Bandara Kulon Progo-Borobudur akan berstatus sebagai jalan negara.
"Jalannya sudah ada. Ditingkatkan dari jalan provinsi menjadi jalan negara. Itu lebih tidak memotong gunung," jelas Sri Sultan.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo melakukan rapat terbatas terkait pelaksanaan proyek strategis nasional dan program prioritas di Provinsi DIY dengan memfokuskan pengembangan industri pariwisata dan kreatif.
Presiden menjelaskan pemerintah yakin sektor industri jasa, pariwisata, dan industri kreatif akan berkembang pesat menggunakan teknologi.
Selain itu, Presiden juga mengatakan pentingnya aksesibilitas untuk menunjang kemudahan pengunjung ke tempat wisata.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017