Dalam jangka panjang, ruang penguatan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka di tengah perekonomian yang kondusif

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak melemah 12 poin menjadi Rp13.322 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.310 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Ranggga Cipta di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa dolar AS mulai menguat setelah beberapa data ekonomi Amerika Serikat dirilis cukup baik serta Dana Moneter Internasional (IMF) yang lebih optimistis terhadap perekonomian global.

"Kondisi itu mulai mengobati pesimisme di kalangan pelaku pasar global," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, potensi pembalikan arah ke area positif masih cukup terbuka menyusul mulai berkurangnya ketidakpastian sentimen politik di dalam negeri, terutama pada Pilkada DKI Jakarta.

"Hasil hitung cepat Pilkada DKI paling tidak mengurangi satu ketidakpastian sehingga pergerakan aset berdenominasi rupiah akan lebih dipengaruhi oleh faktor fundamental yang saat ini cenderung membaik," katanya.

Ia menambahkan fokus pasar selanjutnya akan beralih ke pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7-day Reverse Repo Rate) pada Rabu ini (20/4). Diperkirakan Bank Indonesia mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate di posisi 4,75 persen.

"Selain itu, pasar juga akan kembali menyoroti pengumuman peringkat utang Indonesia oleh Standard & Poors (S&P) yang saat ini diperkirakan naik ke layak investasi," katanya.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova mengatakan bahwa setelah pelaksanaan Pilkada DKI yang berjalan lancar diharapkan mata uang rupiah kembali ke tren penguatan mengingat perkembangan ekonomi nasional cukup kondusif.

"Dalam jangka panjang, ruang penguatan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka di tengah perekonomian yang kondusif," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017