"Sekarang sekitar 25 negara mendaftar dan kita targetkan bisa 30 negara akan ikut serta dalam Tour de Flores kali ini," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu di Kupang, Kamis.
Dia menjelaskan semakin banyak negara terlibat dalam balap sepeda internasional di sepanjang Pulau Flores itu, maka dampak promosi pariwisata semakin besar ke berbagai belahan dunia.
Selain itu, katanya, TdF juga tidak sekadar meraup kedatangan wisatawan, namun juga untuk membangun diplomasi internasional melalui balap sepeda.
"Bahwa kita sebagai bagian dari warga dunia ikut serta menjaga perdamaian dunia melalui balap sepeda dan juga menunjukkan kepada dunia luar bahwa Indonesia sangat aman untuk melaksanakan event-event internasional," ujarnya.
Ia mengatakan keterlibatan puluhan negara dengan ratusan peserta itu, juga akan memacu pebalap sepeda internasional lainnya ikut serta dalam ajang tersebut.
Di samping, katanya, mendorong generasi muda di daerah itu untuk berkompetisi, baik dalam bentuk balapan kecil maupun touring.
"Dengan begitu akan menciptakan solidaritas antarsesama peserta atau pengunjung maupun dengan masyarakat kita di Nusa Tenggara Timur," katanya.
Marius mengatakan 13 tim dengan lebih dari 100 pebalap sepeda internasional yang tersebar dari Eropa, Amerika, Asia, dan Australia sudah mendaftarkan diri.
Terkait dengan jarak tempuh "TdF", kali ini telah bertambah dari sebelumnya sepanjang 661,5 kilometer menjadi 808 kilometer.
Ia mengatakan penambahan jarak tempuh itu karena adanya rute baru dari Aegela menuju Kota Mbay, Kabupaten Nagekeo.
Seremoni pembukaan "TdF" sedianya diadakan di Lewoleba, Kabupaten Lembata, para peserta akan melakukan keliling kota untuk menikmati destinasi wisata setempat.
Peserta menyeberang ke Pulau Flores untuk memulai balapan dengan awal dari Larantuka, Flores Timur, kemudian Maumere-Ende-Nagekeo-Borong-Ruteng-Labuan Bajo.
"Ada enam etape dengan menempuh jarak 808 kilometer, penambahan jarak ini akan menjadi tantangan tersendiri untuk ditaklukkan para pebalap," katanya.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017