Jambi (ANTARA News) - Pegawai Negeri Sipil (PNS) peserta prajabatan di balai Diklat Provinsi Jambi dan asrama haji Kota Jambi yang keracunan makanan lontong setelah sarapan pada Sabtu pagi terus bertambah. Sedikitnya 17 PNS tersebut terpaksa dirawat inap, sedang puluhan lainnya ada dibolehkan pulang dan ada yang masih menjalani pemeriksaan di intalasi gawat darurat (IGD) karena korban terus berdatangan. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Dr Oscar Karim M Kes ketika dihubungi menyatakan, perawatan para korban terus diintesifkan sambil menunggu hasil penelitian makanan oleh BPOM Jambi. BPOM Jambi saat ini telah mengambil sampel makanan lontong guna mengetahui zat apa yang terkontaminasi dalam makanan tersebut. "Tunggu saja hasil penelitian BPOM dan hasil diagnosa tim medis RS Raden Mattaher," ujar Oscar, dan menambahkan meminta BPOM dan tim medis RS RD Mattaher agar secara seksama meneliti makanan tersebut. Sementara sejumlah pejabat Diklat Pemprov Jambi bungkam dan enggan mengomentari masalah tersebut. PNS diduga keracunan makanan itu terbanyak dari Pemkab Muarojambi mencapai 31 orang. Salah seorang korban Samiatun, PNS yang bekerja di Pemkab Muarojambi ketika ditemui di RS Raden Mattaher mengakui, mereka tidak berapa lama setelah makan lontong yang disediakan pihak catering langsung pusing, mual, dan muntah-muntah. Hampir seluruh peserta diklat untuk golongan III di Balai Diklat dan golongan I dan II di asrama haji itu setelah sarapan lontong menjadi korban dan terjadi kepanikan luar biasa pagi itu.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007