Magelang (ANTARA News) - Keberadaan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah bukan mustahil di bekas kawasan danau purba karena di kedalaman sekitar 40 meter dari permukaan tanah di kawasan itu saat ini terdapat air asin. "Bukan mustahil ada danau purba, tetapi kemungkinan besar jutaan tahun lalu, sebelum dibangun Candi Borobudur, bukan mustahil pula Borobudur dibangun di kawasan rawa," kata Budayawan Borobudur Ariswara Sutomo di Magelang, Sabtu. Peneliti geologis Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta, Helmy Murwanto melakukan penelitian danau purba Borobudur sejak 1995 hingga saat ini. Danau purba Borobudur mulai hilang akibat endapan vulkanik dan letusan sejumlah gunung berapi purba seperti Sumbing, Merapi, dan Merbabu. Diperkirakan akhir abad ke-13 danau purba Borobudur itu hilang dan mengakibatkan banyak sungai purba mencari aliran ke tempat lain menuju Laut Selatan. Ariswara menyebut temuan air asin berada di Desa Candirejo, Sigug dan Ngasinan di kawasan Candi Borobudur yang pada masa lalu diperkirakan sebagai bagian lautan. Pegunungan Menoreh yang berada di dekat Candi Borobudur dan berupa batu-batu karang kemungkinan sebagai karang laut pada zaman lampau. Batuan marmer di Selogriyo, Pegunungan Menoreh juga salah satu bukti bahwa pada zaman dahulu kawasan itu bagian dari lautan. Ia menyatakan meragukan danau purba mulai hilang antara abad ke-10 hingga akhir abad ke-13. "Kemungkinan hilangnya danau purba jauh sebelum abad itu, sebelum Borobudur dibangun, Borobudur dibangun abad ke-8," kata Ariswara yang juga penulis buku "Temples of Java" itu. Sewaktu Candi Borobudur dibangun, katanya, di kawasan itu telah ada pemukiman penduduk. Pemakaman umum di beberapa desa di sekitar Borobudur ada yang berumur sebelum tahun 1300. Nisan makam kuno itu bukan dari batu melainkan dari kayu jati relatif tipis. "Di kampung-kampung sekitar sini, ada makam-makam tua dengan kayu jati tipis, artinya sudah jadi pemukiman, kalau masih danau purba maka belum ada pemukiman," katanya. Jika Candi Borobudur dibangun di sebuah bukit yang dikelilingi danau, katanya, kemungkinan mudah runtuh. Menurut dia, kemungkinan Candi Borobudur dibangun di atas bukit yang di sekelilingnya berupa rawa, bekas suatu danau purba. Hingga saat ini di sebelah selatan Candi Borobudur terdapat Desa Sabrang Rowo yang artinya menyeberangi rawa. "Orang yang akan menuju ke lokasi pembangunan candi harus menyeberangi sebuah rawa. Mereka adalah para pejabat atau pengawas pembangunan candi yang tinggal di Desa Bumi Segoro, kalau mau masuk ke desa itu ada Desa Gopalan, asal usulnya dari kata gupala (Patung Dwarapala) sebagai tanda pintu masuk ke sebuah rumah pejabat," katanya. Keberadaan danau purba di Candi Borobudur, katanya, memang masih perlu diperdebatkan. Perdebatan secara ilmiah tentang danau purba itu akan semakin menjadi daya pikat kunjungan wisatawan ke Borobudur dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang Candi Borobudur, kata Ariswara.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007