Sidoarjo (ANTARA News) - Jumlah pelaku aksi mogok makan yang dilakukan para pengungsi korban lumpur Lapindo Brantas Inc. di Porong Sidoarjo yang masih bertahan di penampungan Pasar Baru Porong (PBP), Sabtu, mulai berkurang. Aksi mogok yang dilakukan sejak Jumat (11/5) semula diikuti sekitar 200 pengungsi korban lumpur asal Desa Renokenongo, Porong. Namun, memasuki hari ke dua (Sabtu 12/5), peserta mulai berguguran, hanya sisa sekitar 40 orang yang masih bertahan. Mereka yang mampu bertahan menggelar aksi tidur-tidur di sekitar los Pasar Baru Porong di Selatan Posko warga Desa Renokenongo. Memasuki hari kedua ini, tim dokter independen juga didatangkan untuk memeriksa peserta aksi mogok makan. H Sunarto, sata di antara tim perwakilan pengungsi korban lumpur warga Desa Renokenongo mengatakan, ada empat tim dokter dari Surabaya yang memeriksa kesehatan para peserta mogok makan. "Sejauh ini kondisi mereka dinyatakan masih baik-baik saja. Kalau ada yang gugur atau mundur itu anak-anak dan ibu-ibu, karena kondisi mereka kurang fit dibanding para pemuda dan lelaki dewasa," katanya menegaskan. Ia menambahkan bahwa aksi mogok makan akan berlanjut sampai tuntutan mereka dikabulkan. yakni jatah rangsum yang dialokasikan Lapindo Rp15 ribu untuk tiga kali makan per hari ini diberikan tunai, tidak diberikan dalam bentuk nasi bungkus seperti saat ini. Sementara itu, genangan air lumpur panas dan air PDAM yang menggenangi jalan Raya Porong, Sabtu tampak mulai surut dan kini hanya tampak di tiga titik yang masih terdapat genangan sekitar setinggi 5-10 cm. Kasatlantas Polres Sidoarjo AKP Andi Yudianto mengatakan, tiga titik di Raya Porong yang masih tergenang air tersebut antara lain di pintu masuk Tol Porong, di bekas pipa PDAM yang bocor, dan di sekitar Tugu Kuning Siring. "Jalan Raya Porong hari ini masih belum dibuka. Air belum bersih dari jalan. Sekarang masih dilakukan penyedotan. Sebenarnya kalau dipaksakan dibuka bisa saja, tapi dikhawatirkan akan menghambat lalu lintas truk proyek Lapindo pengangkut sirtu untuk penanggulan," katanya menegaskan. Menurut dia, untuk pembukaan jalan Raya Porong, pihak Kepolisian akan dilakukan koordinasi dulu dengan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Dinas Perhubungan, dan Jasa Marga. Ia menyatakan, meskipun saat ini Raya Porong dari Surabaya ke arah Malang ditutup, tetapi jalur alternatif masih relatif lancar, kecuali yang di Krian dan Prambon, karena kebetulan di rute itu warga yang menggelar hajatan. Sementara lalu lintas dari Malang arah Surabaya yang lewat Raya Porong tampak lancar, meskipun agak merambat di depan Pusdik Porong. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007