Jakarta (ANTARA News) - Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan Arsip Nasional Aljazair menggelar pameran arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 yang telah ditetapkan oleh Badan kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai "Memory of the World".
Pameran yang digelar pada 18-24 April 2017 di Musium Kebangkitan Nasional itu memamerkan 40 arsip dari ANRI dan puluhan arsip dari Arsip Nasional Aljazair.
"Yang dipamerkan di sini sekitar 40 benda, mulai dari datangnya delegasi, sambutan masyarakat, proses diskusi perundingan, sampai hasil finalnya Dasasila Bandung," ujar Kepala ANRI Mustari Irawan usai pembukaan pameran di Jakarta, Selasa.
Dukungan Aljazair dalam acara itu, ucap dia, terwujud karena negara Benua Afrika itu merasa Indonesia memiliki peran yang besar dalam kemerdekaannya.
Selain itu, KAA merupakan peristiwa yang tidak mudah dilupakan karena memberikan motivasi kepada bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk memerdekakan diri.
Aljazair yang dulu dianggap sebagai negara jajahan Prancis, saat mengikuti KAA baru dikenal dan didukung dunia, kemudian menjadi terinspirasi untuk membebaskan diri.
"Jadi ini sebagai pemicu negara-negara Asia Afrika itu membebaskan diri dari penjajah, contohnya Aljazair," kata Mustari.
Ada pun digelarkan pameran itu, tutur dia, bertujuan untuk menghidupkan kembali roh KAA yang harus diketahui masyarakat Indonesia.
Menurut dia, melalui KAA, dapat diketahui Indonesia merupakan bangsa yang hebat, dibuktikan saat itu dalam usia baru 10 tahun sejak merdeka, Tanah Air dapat menyelenggarakan acara internasional.
"ANRI ingin masyarakat tahu tentang bangsa kita di masa yang lalu, bangsa kita ini adalah bangsa yang besar menjadi pelopor dan motivator negara lainnya," ucap Mustari.
Pewarta: Dyah Dwi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017