Los Angeles (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat (AS) memulai pemeriksaan mengenai kemungkinan sutradara Michael Moore melanggar hukum ketika dia berkunjung ke Kuba saat membuat film tentang perawatan kesehatan di AS.
Moore, sebelumnya menghunjam pemerintah Presiden George W. Bush pada 2004 dengan film dokumenter "Fahrenheit 9/11".
Warganegara AS itu terancam "denda serta sanksi pidana", jika terbukti tanpa izin berkunjung ke negara komunis, ungkap Departemen Keuangan AS dalam surat peringatan untuk sutradara peraih Oscar itu, sebagaimana dipampang Moore dalam situs web-nya, Kamis.
Surat tertanggal 2 Mei itu menekankan keprihatinan pemerintah federal terhadap Moore yang tanpa izin pergi ke Kuba pada Maret.
Surat itu juga meminta perincian mengenai tanggal kunjungan, siapa-siapa saja dalam perjalanan itu serta alasan yang dikemukakan Moore bahwa ia memegang izin sebagai wartawan untuk berkunjung ke Kuba.
Seorang jurubicara bagi Moore menolak berkomentar tentang apa yang dikerjakan sutradara itu di Kuba, kecuali mengatakan tidak benar bahwa Moore mengantar korban serangan 9 September 2001 untuk mendapatkan perawatan di Kuba.
Meghan O`Hara, produser film "SiCKO", yang sedang dikerjakan Moore, mengatakan pemeriksaan itu mempunyai motivasi politik.
Moore tidak tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Departemen Keuangan "setiap tahun menerbitkan ratusan surat yang meminta keterangan tambahan jika terjadi kemungkinan pelanggaran yang pelakunya dapat dijatuhi sanksi", kata jurubicara Departemen Keuangan Molly Millerwise.
Larangan warga AS berkunjung ke Kuba adalah dampak dari embargo AS tahun 1962 terhadap negara Komunis tersebut.
Pelanggar peraturan itu bisa dijatuhi hukuman penjara hingga 10 tahun atau denda 250 ribu dolar AS.
Moore meraih Oscar pada 2002 untuk film dokumenter anti-senjata api berjudul
"Bowling for Columbine", dan karya-karya Moore dikenal menyerang banyak perusahaan dan politisi.
Film "Fahrenheit 9/11", yang mengeritik tindakan Bush setelah peristiwa 9 September 2001 maupun serbuan ke Irak, meraih 222 juta dolar AS.
"SiCKO," yang dipertunjukkan untuk pertama kali di festival film Cannes, Perancis, menyoroti perusahaan-perusahaan farmasi AS serta industri perawatan kesehatan.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007