Jakarta (ANTARA News) - Indonesian Police Watch (IPW) meminta Kepolisian Indonesia segera menurunkan Densus 88 untuk memburu pelaku dan pemilik mobil yang gagal meledak, di bilangan Cawang, Jakarta Timur, Minggu malam (16/4).

Kejadian ini hanya tiga hari menjelang putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.

Sebab hingga saat ini, ICW menilai belum ada keseriusan dari jajaran Polda Metro Jaya untuk mengungkap kasus bom mobil itu.

Ketua Presidium IPW Neta S Pane, di Jakarta, Senin, menyatakan, bom mobil yang gagal di Cawang itu dilakukan teroris dengan tingkat kesadisan luar biasa.

Mobil tanpa plat nomor itu diisi dengan sejumlah jerigen berisi bensin, yang kemudian diduga dibakar dan dibiarkan berjalan menuju massa yang sedang melakukan pengajian.

Beruntung manuver mobil itu bisa digagalkan, jika tidak tentu akan banyak massa yang jadi korban. "Densus 88 harus menyelidiki secara serius, apakah aksi teror ini dilakukan kelompok lama atau kelompok baru," kata Pane.

Dia menilai, jika mencermati aksi teror selama ini, kelompok lama tidak pernah melakukan teror dengan menggunakan mobil berisi jerigen bensin yang kemudian dibakar dan dibiarkan berjalan ke arah massa untuk diledakkan.

Selama ini kelompok lama hanya menggunakan mobil untuk bom bunuh diri atau bom mobil seperti di Bali.

Bom mobil Cawang merupakan modus baru dalam sejarah terorisme di negeri ini. Sepertinya ada kelompok teror baru yang hendak menciptakan bom molotov raksasa di Cawang. Densus 88 harus memburu kelompok ini.

"Jika tidak, dikhawatirkan modus bom mobil molotov raksasa ini akan menjadi tren yang diikuti kelompok kelompok lain untuk membuat kekacauan di tengah tengah massa. Densus 88 sebenarnya gampang untuk memburu pelaku dan pemilik mobil tersebut, dengan cara melihat nomor casis mobil," katanya.

Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017