... menurut Nurmantyo dalam pesan tertulis itu, tantangan ke depan akan sangat kompleks, salah satunya semakin masif penggunaan media sosial, dan menjadi "medan pertempuran baru" oleh sekelompok masyarakat untuk mencapai tujuannya...Ambon, Maluku (ANTARA News) - Pengguna media sosial bisa siapa saja, termasuk juga tentara dan anggota keluarganya. Bagaimana Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, bersikap soal media sosial dan dampak penggunaannya?
Dari Ambon, Maluku, Senin ini, TNI AL setempat menyampaikan penekanan Nurmantyo soal media sosial ini.
Wakil Komandan Pangkalan Utama TNI AL IX/Ambon, Kolonel Marinir Imam Sopingi, mengutip penekanan Nurmantyo soal media sosial itu.
Nurmantyo dalam pesan tertulisnya soal media sosial ini menegaskan, semua tentara, pegawai negeri sipil di lingkungan TNI dan keluarganya harus berhati-hati dalam penggunaan media sosial, juga tidak mengunggah gambar, foto dan video yang tidak pantas untuk ditonton.
Baca juga: (Ini alasan teroris suka pakai medsos)
Komandan-komandan satuan TNI juga harus terus memberikan penekanan kepada seluruh prajurit dan PNS TNI terkait pemanfaatan media sosial secara baik, yang berpedoman dan melaksanakan ketentuan-ketentuan penggunaan media sosial yang dikeluarkan pimpinan TNI.
Penegasan seperti ini sudah beberapa kali dilakukan pendahulu Nurmantyo, (saat itu) Jenderal TNI Moeldoko.
Karena menurut Nurmantyo dalam pesan tertulis itu, tantangan ke depan akan sangat kompleks, salah satunya semakin masif penggunaan media sosial, dan menjadi "medan pertempuran baru" oleh sekelompok masyarakat untuk mencapai tujuannya.
Penyebaran informasi dan berita-berita bohong melalui media sosial dapat menyebabkan perpecahan yang membahayakan persatuan dan kesatuan, ke-Bhineka Tunggal Ika-an serta munculnya radikalisme.
Sosok Nurmantyo sebagai panglima TNI juga sering menjadi bahan alias subyek berita-berita bohong itu dengan berbagai kepentingan dan motifnya. Pusat Penerangan TNI dan jajaran intelijen serta pengamanan TNI terus-menerus menangkal penyebaran berita-berita bohong itu.
Pewarta: Shariya Alaidrus
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017