London (ANTARA News) - Anggota parlemen Inggris menyerukan pemerintah untuk mencabut kewarganegaraan Inggris istri Presiden Suriah Bashar al-Assad, Asma Al-Assad, karena mendukung rezim suaminya dalam perang yang sedang berlangsung di negara itu.
Juru bicara urusan luar negeri Partai Demokrat Liberal, anggota parlemen Tom Brake, pada Minggu menuduh Assad memanfaatkan profil internasional istrinya untuk membela "rezim yang keji".
"(Menteri Luar Negeri) Boris Johnson mengimbau negara-negara lain untuk berbuat lebih banyak mengenai Suriah, tapi pemerintah Inggris dapat mengatakan kepada Asma Al-Assad -- berhenti menggunakan posisi Anda untuk membela tindakan yang keji atau kewarganegaraan Anda akan dicabut," kata Brake, seperti dilansir AFP.
Pernyataannya muncul setelah Johnson menyebut presiden Suriah "teroris ulung", dalam artikel surat kabar Sunday Telegraph yang menyerukan sekutu Suriah, Rusia, menghentikan dukungannya kepada Bashar al-Assad.
Pernyataan Brake sejalan dengan pernyataan anggota parlemen Nadhim Zahawi dari Partai Konservatif yang berkuasa.
"Saatnya sudah tiba ketika kita harus memburu (Bashar) Assad dalam segala hal, termasuk orang-orang seperti Nyonya Assad, yang merupakan bagian besar dari mesin propaganda yang melakukan kejahatan perang," katanya, seperti dikutip surat kabar Sunday Times.
(Baca juga: Ibu Negara Suriah tolak tawaran tinggal di luar negeri)
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017