Baghdad, Irak (ANTARA News) - Polisi Irak menuduh ISIS telah menggunakan senjata kimia untuk menghadapi pasukan Irak, namun polisi menyatakan cara ISIS itu tidak akan membuat mundur pasukan Irak dalam menciptakan pijakan di benteng terakhir ISIS itu.

Mosul yang menjadi kota kedua terbesar di Irak diduduki ISIS sejak 2014, tapi dalam beberapa bulan terakhir pemerintah Irak sudah merebut kembali sebagian besar kota itu berkat operasi militer yang sudah memakan waktu enam bulan.

Para perwira pada Polisi Federal Irak berkata kepada Reuters bahwa ISIS membom pasukan pemerintah dengan senjata kimia di distrik Urouba dan Bab Jadid, Sabtu lalu, namun serangan senjata kimia ini tidak banyak menimbulkan korban.

Bulan lalu PBB menyatakan 12 orang, termasuk wanita dan anak-anak, dirawat karena terpapar senjata kimia di Mosul, namun Duta Besar Irak di PBB Mohamed Ali Alhakim menyatakan laporan PBB itu tidak disertai bukti pendukung.


Baca juga: (Tak ada bukti ISIS gunakan senjata kimia di Mosul)


Polisi Federal Turki yang menjadi salah satu pasukan yang memerangi ISIS menyatakan telah merangsek ke kubu pertahanan terakhir ISIS di Kota Tua, Mosul. Di sini, tank dan kendaraan berat tidak bisa masuk karena jalan-jalan di bagian kota ini sempit.

Front ini sulit sekali dikuasai dalam sebulan terakhir ini, tetapi pasukan Polisi Federal telah maju 200 meter ke dalam Kota Tua sehingga semakin mendekati Masjid al-Nuri.

Masjid ini sangat simbolis karena di sinilah pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi memproklamasikan dirinya sebagai khalifah dari khilafah yang diumumkannya tiga tahun lalu.

Tentara Irak sudah mendekati masjid berumur ratusan tahun yang menaranya miring itu sejak bulan lalu, demikian Reuters.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017