Medan (ANTARA News) - Asosiasi Pengusaha Indonesia memperkirakan investasi Penanamam Modal Asing atau PMA di Provinsi Sumatera Utara tahun 2017 tetap terbesar pada listrik, gas dan air seperti di 2016.
"Pada 2016, data menunjukkan bahwa investasi PMA Sumut di sektor listrik, gas dan air paling besar atau mencapai Rp4,575 triliun dari total investasi asing di tahun yang sama sebesar Rp14,435 triliun," ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut Parlindungan Purba di Medan, Sabtu.
Setelah listrik, gas dan air, investasi PMA terbesar lainnya adalah pada industri kimia, perkebunan, dan pertambangan.
Pada 2016, data menunjukkan tercatat investasi PMA pada industri kimia sebesar Rp3,669 triliun.
Sementara perkebunan dan pertambangan masing-masing Rp1,844 triliun dan Rp1,605 triliun.
"Apindo memprediksi pada 2017, investasi PMA di Sumut juga tetap terbesar pada sektor listrik, gas dan air, industri kimia, perkebunan dan pertambangan," kata Parlindungan.
Menurut Parlindungan yang juga Ketua Komite II DPD RI, tetapnya sektor itu menjadi pilihan investor asing memang karena potensinya yang masih cukup besar.
Listrik misalnya, kata dia, masih tetap dibutuhkan Sumut sehingga investasi di pembangkit listrik tetap banyak.
Adapun industri kimia, perkebunan dan tambang juga karena memang sektor itu menjadi unggulan Sumut.
"Apindo berharap Pemprov Sumut memberikan banyak kemudahan untuk calon investor baik PMA dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)," katanya.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan ketika di Medan, mengatakan, pemerintah memang terus mendorong investasi di sektor pembangkit listrik karena pasokan listrik masih belum memadai di dalam negeri.
Namun di tengah upaya meningkatkan pasokan listrik itu, pemerintah, kata dia, mendorong adanya listrik berharga lebih murah.
"Kalau listrik banyak, tetapi harganya mahal juga percuma. Untuk itu perlu membangun pembangkit listrik dengan energi terbarukan atau tidak tergantung dengan BBM (bahan bakar minyak)," katanya.
(T.E016/I023)
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017