Washington (ANTARA News) - Anak-anak mencurahkan perhatian mereka pada makanan favorit berupa sayur-mayur, staf kafetaria sekolah yang lebih terbiasa dengan menghangatkan makanan beku belajar cara memotong buah segar dan restoran mengubah menu mereka. Dan pengalaman itu membuahkan hasil. Suatu program yang menyeret seluruh warga kota untuk membantu anak-anaknya makan lebihbaik dan berolahraga lebih banyak membantu mencegah anak-anak kelebihan berat beban terlalu banyak, demikian laporan beberapa peneliti AS, Kamis. Anak-anak di Somerville, Massachussetts, rata-rata menambah kurang dari setengah kilogram dibandingkan dengan anak-anak yang tak mengikuti program tersebut, kata para peneliti di School of Nutrition, Tufts University, Boston. Dan program itu membuat mereka makan kubis. Bagi anak kecil yang masih tumbuh dengan cepat, itu adalah keberhasilan besar, kata pemimpin studi tersebut, Christina Economos, dalam suatu wawancara telefon. "Semua anak bertambah gemuk karena mereka sedang tumbuh," katanya. "Kami ingin mencegah kegemukan dan melebihi apa yang mereka perlukan untuk pertumbuhan." Mereka berhasil, kata Economos dan rekannya di dalam jurnal Obersity. Anak-anak yang berbadan gemuk kehilangan berat badan, atau berhenti bertambah gemuk, dan mereka yang kurus terus tumbuh dengan tingkat yang sehat. Economos berharap benih kebiasaan sehat sepanjang hidup tersebut telah tertanam di dalam diri anak-anak itu. Mereka membandingkan 600 anak Somerville dengan dua masyarakat lain tempat kehidupan berjalan normal. Pengalaman mereka dikaitkan dengan waktu makan siang di sekolah, guru, perawatan setelah jam sekolah, orangtua dan bahkan harian setempat. "Mereka terus diteliti sepanjang tahun. Ada buah dan sayuran favorit bulan bersangkutan sehingga anak-anak mencicipi makanan baru," kata Economos. Para peneliti tersebut menggunakan sumbangan dari Pusat Pencegahan dan Pemantauan Penyakit dan kelompok lain untuk membeli pisau dan pemrosesanmakanan untuk anak-anak sekolah itu, wadah beling untuk mendorong mereka menyantap yogurt dan selada, dan oven baru. "Kebanyakan dapur sekolah dilengkapi dengan makanan yang dipanaskan kembali dan bukan dimasak," kata Economos kepada Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007