ketika Presiden AS yang baru terpilih, pasar global goyang dan banyak nilai tukar terdepresiasi besar-besaran

Jakarta (ANTARA News) - Arus modal asing yang masuk ke pasar finansial dalam negeri (capital inflow) sejak Januari hingga pekan kedua April 2017 mencapai Rp81 triliun, atau lebih tinggi 35 persen dibanding periode sama di 2016 yang sebesar Rp60 triliun, kata Bank Indonesia.

Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo, di Jakarta, Kamis, derasnya aliran modal asing menunjukkan masih tingginya kepercayaan investor terhadap stabilitas dan fundamental ekonomi dalam negeri.

"Padahal ketika Presiden AS yang baru terpilih, pasar global goyang dan banyak nilai tukar terdepresiasi besar-besaran," ujarnya.

Masih terjaganya aliran modal asing, ujar Agus, juga menopang stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

Indikasinya, lanjut Agus, tekanan ekonomi global belum begitu mereda sejak awal tahun hingga April 2017, namun nilai tukar rupiah tetap menunjukkan penguatan sebesar satu persen secara tahun kalender berjalan (year to date/ytd).

"Bandingkan dengan 2013 saat ekonomi belum membaik, nilai tukar rupiah terdeprisiasi hingga 21 persen," ujar dia.

Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah menunjukkan penguatan ke level Rp12.600-Rp12.900 per dolar AS pada pekan kedua April ini, setelah sepanjang Maret 2017, rupiah cenderung stabil di kisaran Rp 13.300 per dollar AS.

Fundamental ekonomi dalam negeri juga membaik ditunjukkan dengan inflasi hingga Maret 2017 yang terjaga di 3,61 persen (year on year/yoy), dan cadangan devisa yang meningkat menjadi 121 miliar dolar AS.

"Namun kita tetap harus waspada terhadap perekonomian global yang bisa memengaruhi indikator perekonomian dalam negeri," tutup Agus.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017