"Mata uang rupiah kembali menguat sejalan dengan pelemahan dolar AS di kawasan Asia," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pelemahan dolar AS di kawasan Asia sepertinya masih akan berlanjut menyusul komentar Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang sempat mengritik penguatan dolar AS dan pada akhirnya akan menggangggu perekonomian AS.
Di sisi lain, lanjut dia, defisit anggaran Amerika Serikat yang semakin melebar pada Maret 2017 ini juga semakin menyurutkan harapan adanya ruang fiskal bagi pemerintah Amerika Serikat untuk memberikan stimulus.
Ia menyampaikan bahwa defisit anggaran Amerika Serikat melebar dari 108 miliar dolar AS menjadi 176 miliar doolar AS pada Maret 2017 ini.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa belum meredanya kekhawatiran akan peningkatan tensi geopolitik membuat aset yang masuk dalam kategori "safe haven" selain dolar AS menjadi incaran.
"Situasi itu menekan dolar AS yang akhirnya juga berimbas pada penguatan mata uang di negara berkembang, termasuk Indonesia," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa sentimen dari dalam negeri yang kondusif di tengah fundamental ekonomi nasional yang kuat juga turut memicu aliran dana asing terus masuk ke dalam negeri sehingga menopang nilai tukar rupiah.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017