Jakarta, 11 Mei 2007 (ANTARA) - Sulaiman Arif Rianto - Direktur UMKM BRI - dalam seminar the Asia Pacific Conference and Exhibition on Banking Excellence di Jakarta 11 Mei 2007 mengemukakan bahwa paling sedikit ada dua pendekatan dalam melihat keuangan mikro, yaitu welfarist approach dan institutional approach. Menurut welfarist approach menyediakan jasa keuangan bagi orang miskin merupakan hal yang imperative dengan cara subsidi dan berbasis pada dana-dana konsesi (bantuan donor, charity, dan sebaginya). Dalam membantu orang miskin melalui pola pendampingan dengan pendekatan kredit mikro plus. Tujuan dari program ini adalah membangun martabat & status sosial ekonomi. Contoh yang paling populer adalah model Grameen Bank atau Self Help Group. Sementara itu, pada institutional approach sumber dana berasal dari publik (simpanan masyarakat dan dana komersial yang disalurkan untuk kegiatan ekonomi produktif (wirausaha mikro). Pendekatannya financial intermediary tanpa pola pendampingan. Tujuan dari pendekatan ini adalah menciptakan kemandirian dan semangat wirausaha. Model yang populer adalah yang diterapkan BRI Unit atau Village Banking. Menurut Sulaiman A Arianto, kedua pendekatan ini tidak ada yang salah atau yang paling benar, karena tujuannya adalah sama, yaitu memberdayakan orang miskin dan kelompok berpenghasilan rendah agar menjadi insan yang mandiri, bermartabat dan sejahtera. BRI, sejak berdiri 1895 sampai saat ini, tetap memfokuskan pelayanannya kepada UMKM. Dalam melayani pasar keuangan mikro, BRI menggunakan pendekatan institutional approach. Dengan pendekatan ini, BRI menerapkan prinsip simplicity, transparency, cost recovery, accessibility, dan sustainability. Perjalanan waktu membuktikan bahwa masyarakat yang dikelompokkan dalam economically active poor yang ada di pedesaan atau di perkotaan dapat menjadi bankable dan dilayani melalui perbankan formal dengan secara komersial. Sampai dengan posisi 31 Maret 2007, BRI telah menyalurukan kredit kepada para pengusaha UMKM sebesar Rp79,17 Triliun atau 86,94% dari total portofolio kredit BRI (Rp91,06 triliun). Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: Kredit Mikro yang disalurkan melalui lebih dari 4,200 kantor BRI mencapai Rp27,79 triliun. Sedangkan kredit kecil yang disalurkan BRI melalui 330 kantor cabang dan, 220 kantor cabang pembantu, 27 kantor cabang syariah sebesar Rp43,83 triliun. Kredit Menengah sebesar Rp7,55 triliun.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2007