Jakarta (ANTARA News) - Pebulutangkis putra andalan Indonesia, Taufik Hidayat, mengalahkan rekan Pelatnasnya di Cipayung, Sony Dwi Kuncoro, dua game langsung 21-17, 21-17 pada pertandingan perempatfinal di Istora Senayan Jakarta, Jumat. Tampil dengan permainan tenang, Taufik mampu menguasai jalannya pertandingan pada game pertama sehingga Sony pun hanya bisa bertahan menahan serangan. Pada game kedua, Sony berusaha tampil cepat dan agresif sehingga sempat memimpin 11-7, namun Taufik mengubah permainannya dan kembali menguasai jalannya pertandingan untuk merebut tiket ke semifinal. "Dari awal game pertama, Taufik sudah dapat mendahului semua serangan saya. Dia bisa memancing, agar saya selalu mengangkat bola untuk langsung diserang," kata Sony. "Pada game kedua saya mulai bermain cepat, tetapi Taufik langsung mengubah permainan dan serangan saya kembali mentah," lanjut Sony. Bagi Sony, melaju hingga perempatfinal adalah hasil terbaik yang dapat ia berikan. "Masih banyak yang harus diperbaiki, tetapi saya sudah memberi yang terbaik," kata semifinalis Indonesi Terbuka 2005 itu. Dengan kemenangan tersebut, rekor pertemuan mereka menjadi 2-2. Taufik menyerah dari Sony di Kejuaraan Asia 2002 dan 2003, sedang Taufik menang di Kejuaraan Asia 2004. Bagi Taufik, kemenangan tersebut juga membuat impiannya untuk tampil tujuh kali sebagai juara Indoneia Terbuka semakin nyata. "Saya harus terus bertekad untuk memenangi semifinal," kata Taufik. "Di setiap pertandingan, saya tentunya tidak ingin kalah," lanjutnya. Pada semifinal, Taufik yang kini berada di peringkat 11 dunia akan bertemu pemenang antara Bao Chunlai dari China melawan Peter Gade Christensen dari Denmark. Sementara itu, di babak perempatfinal tunggal putri, Maria Kristin Yulianti gagal membalaskan dendamnya di Malaysia Terbuka pada awal tahun dan kembali harus menelan kekalahan dari pebulutangkis Bulgaria Petya Nedeltcheva 13-21, 11-21. Pebulutangkis Indonesia yang kini berada di peringkat 22 dunia itu sehari sebelumnya membuat kejutan dengan menundukkan unggulan keempat asal China Lu Lan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007