Jakarta (ANTARA News) - Debat putaran kedua Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta rupanya belum membawa berkah bagi Ana dan Darmiah, para pedagang asongan.
Ana, sejak pukul 17.30 WIB baru bisa menjual dua gelas kopi. "Saya kira ramai. Saya dari Senayan jam 16.00 WIB tadi, sampai sini jam 17.30 WIB, baru laku dua gelas," tutur dia kepada ANTARA News, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu. Padahal, sambung dia, dalam debat terakhir, kopi instannya bisa terjual sampai 200 gelas.
"Biasanya ramai dibeli pendukung-pendukung calon. Sekarang sepi. Saya bingung nanti pulangnya bagaimana, tidak ada ongkos," kata Ana.
Hal senada dialami, Darmiah. Perempuan asal Palmerah itu mengaku mi instan dagangannya baru terjual satu cup. "Baru satu," kata dia yang biasa berjualan di kawasan Senayan itu.
Kondisi tak jauh berbeda juga dirasakan Dede, penjual air mineral kemasan. Dari 48 buah botol air kemasan yang dia bawa, baru 7 botol yang terjual sejak pukul 17:30 WIB tadi.
Situasi di luar gedung pelaksanaan debat putaran kedua cagub dan cawagub DKI Jakarta tak jauh berbeda dari penyelenggaraan debat-debat sebelumnya.
Tak ada pendukung masing-masing pasangan calon yang hilir mudik di luar gedung. Apalagi membawa alat-alat yang memunculkan suara bising.
Kebanyakan pendukung yang hadir merupakan mereka yang menerima undangan dan berdiam di dalam ruangan debat.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017