Jakarta (ANTARA News) - Komnas Perlindungan Anak akan memanggil Dewi, ibu Akila (2), untuk meminta keterangan tentang ketidakwajaran kematian anaknya tersebut pada 14 April 2007 lalu. "Rabu (16/5) kami akan memanggil Ibu Dewi," kata Sekretaris Jenderal Komnas Perlindungan Anak, Aris Merdeka Sirait, di Jakarta, Jumat. Akila Evelynne Ardelia (2) meninggal pada 14 April 2007 lalu dan dimakamkan di TPU di sekitar Perumahan Pertanian, Bojong Gede, Depok. Bocah itu diduga meninggal secara tidak wajar, karena terdapat tanda-tanda penganiayaan di bagian tubuh tertentu. Menurut rencana, tim Komnas Perlindungan Anak akan menanyakan hubungan Dewi dengan almarhumah dan keluarga. Hal itu diharapkan akan mengungkap ketidakjelasan penyebab kematian Akila. Selain itu, kata Aris, pertemuan itu diharapkan akan menambah temuan berupa keterangan saksi yang berguna bagi proses penyelidikan yang sedang dilakukan oleh pihak kepolisian. Pertemuan dengan Dewi itu adalah salah satu upaya Komnas Perlindungan Anak untuk membantu polisi dalam mengungkap motif di balik kematian Akila. Rekaman video Sebelumnya, kata Aris, Komnas juga telah menyerahkan bukti berupa foto dan rekaman video tentang kondisi fisik Akila setelah meninggal. Dalam foto dan rekaman video itu terlihat bahwa terdapat luka akibat kekerasan di bagian tubuh tertentu Akila, seperti kepala, pinggang, pinggul bagian kanan, telinga, bibir, dan vagina. Dari bukti itu, kata Aris, dapat dipastikan bahwa Akila meninggal secara tidak wajar. "Diduga meninggal karena kekerasan fisik dan seksual," katanya. Seperti diberitakan, Akila Evelynne Ardelia (2) diduga meninggal secara tidak wajar. Korban yang merupakan putri pasangan Dewi dan almarhum Rahmat meninggal pada 14 April 2007 lalu dan dimakamkan di TPU di sekitar Perumahan Pertanian, Bojong Gede, Depok. Dokter forensik RSCM Dr. Mu`nim Idris mengatakan hasil otopsi yang pertama, ditemukan di tubuh korban bagian sebelah kiri, kepala, dan kemaluannya ada bekas penganiayaan benda tumpul. Banyak warga sekitar yang menduga Akila dibunuh untuk mendapatkan asuransi jiwa yang cukup besar, yang mencapai ratusan juta rupiah. Isu lainnya adalah adanya perselingkuhan antara Dewi, ibunda Akila, dengan seorang dokter yang juga pemegang saham di sebuah rumah sakit di Depok. Menanggapi ketidakpastian tersebut, tante Akila, Lies Gustini mengatakan hingga saat ini memang tidak ada keterangan yang pasti tentang kehidupan keluarga Dewi. Hal itu menyulitkan polisi untuk menentukan saksi kunci. Apalagi, hingga saat ini Maeffa, kakak almarhumah, yang diduga mengetahui kronologi kematian Akila belum bisa dimintai keterangan. Menurut Lies, ada kemungkinan Maeffa dilarang oleh Dewi, ibunya, untuk memberikan keterangan kepada polisi. (*)

Copyright © ANTARA 2007