Kematian bayi dan ibu saat proses persalinan cukup sering terjadi."
Manokwari (ANTARA News) - Sebanyak tiga marga penduduk di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, punah yang diduga akibat buruknya pelayanan kesehatan, kata Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari Filep Wamafma.
"Selama tujuh hari kami berada di Wondama, antara 3 hingga 10 April. Penelitian kami laksanakan di Distrik Dianer dan Naikere," ujarnya kepada wartawan di Manokwari, Selasa, menyampaikan hasil penelitian STIH bersama tim Universitas Atmajaya Yogyakarta di kawasan Teluk Wondama.
Dia menyebutkan, tiga marga yang sudah dinyatakan punah tersebut adalah Iruwata dan Wariwata dari Suku Miere dan Tamboa dari Suku Mairasi. Dua suku tersebut berada di Distrik Naikere Teluk Wondama.
Filep mengutarakan, Suku Miere memiliki delapan marga dan Mairasi lebih dari enam marga.
"Dari data yang kami peroleh masih ada beberapa marga nyaris punah. Ada faktor atau penyebab yang harus menjadi perhatian semua pihak, terutama pemerintah daerah," katanya.
Dia mengutarakan pelayanan kesehatan di daerah tersebut cukup buruk, karena tercatat kepunahan tiga marga tersebut terjadi salah satunya akibat kematian yang terjadi saat proses persalinan ibu.
Kasus tersebut, menurut dia, terjadi berulang kali selama beberapa tahun, dan pada 2014 generasi tiga marga itu punah total.
Dari keterangan kepala suku setempat, ia mengemukakan, tidak ada pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan warga pedalaman Papua Barat, seperti pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan tenaga medis.
"Tidak ada puskesmas, bidan maupun petugas kesehatan yang datang melayani warga. Kematian bayi dan ibu saat proses persalinan cukup sering terjadi," katanya.
Oleh karena itu, ia menambahkan, diharapkan hasil penelitian tersebut menjadi referensi bagi pemerintah daerah sehingga bisa mengevaluasi dan mendorong pelayanan kesehatan yang lebih memadai.
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017