Sidoarjo (ANTARA News) - Puluhan korban lumpur Lapindo Brantas Inc asal Desa Renokenongo, Porong, Sidoarjo yang masih bertahan di pengungsian Pasar Baru Porong (PBP), Jumat, melakukan aksi mogok makan. Aksi ini dipicu, ketidakberesan jatah makan yang diberikan kepada para pengungsi. Beberapa kali makanan yang diberikan ternyata sudah basi, sehingga mereka menuntut jatah makan itu diberikan dalam bentuk uang. Namun, tuntutan tersebut hingga saat ini belum ditanggapi Lapindo Brantas Inc dan Dinas Sosial Sidoarjo. "Ini puncak kekesalan kami, karena permintaan jatah makan diganti uang tunai tidak digubris," kata Sunarto, salah satu warga Desa Renokenongo. Menurut dia, warga meminta jatah makan tersebut diberikan dalam bentuk uang, agar warga bisa mengelola sendiri kebutuhan makan sesuai selera. Selama ini, warga mendapat jatah makan tiga kali sehari senilai Rp5.000 per satu kali makan atau setiap harinya Rp15.000. Namun selama ini, jatah nasi tersebut tidak layak. Padahal jika dikelola sendiri dengan uang Rp5.000 warga bisa mendapat makanan yang lebih layak dibanding jatah yang diberikan selama ini. Nasi bungkus tersebut, dikelola sebuah perusahaan katering di Sidoarjo. "Pokoknya, kami akan terus mogok makan hingga tuntutan kami dikabulkan," ucap Sutrisno, warga Renokenongo yang lain berapi-api. Sementara itu, wakil Ketua Paguyuban Rakyat Renokenongo, Kontrak Pitanto menyatakan bahwa aksi warga ini dilakukan untuk mendesak Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memberikan jatah makan dalam bentuk uang. Karena sejak dulu tuntutan ini belum juga dipenuhi oleh pemerintah melalui Dinsos sebagai pengelola jatah makan. Soal jumlah yang ikut mogok makan, Pitanto mengaku nanti bisa mencapai ratusan orang. Sebelumnya, ungkap Pitanto, mereka juga sudah mendesak Lapindo. Namun, Lapindo mengatakan jatah makan tiap hari itu sudah diberikan lewat Dinsos. "Kami kemarin (Kamis, 10/5)) sudah ke Lapindo, tapi menurut Lapindo sudah memberikan jatah makan ini ke Dinsos. Kami menuntut Dinsos sejak kemarin belum juga ada realisasi. Padahal, kami sudah memboikot dapur umum," tambahnya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007