Supaya masyarakat tidak menduga-duga, dan akhirnya menjadi polemik dan saling tuduh."

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menegaskan bahwa pemerintah meningkatkan pengamanan kepada para petugas hukum sehingga kasus penyiraman air keras atau kekerasan lain kepada petugas hukum tidak terulang.

"Nanti kita perlu ada suatu upaya lagi yang kita tingkatkan, yaitu memberikan pengamanan kepada para petugas hukum, seperti itu," ujarnya, seusai rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa petang. (Baca juga: Kronologi penyiraman air keras ke Novel Baswedan versi ketua RT)

Wiranto menilai tindak penyiraman dengan air keras kepada orang lain, seperti yang dialami penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan hari ini merupakan tindakan keji.

"Secara etika, secara hukum, secara kemanusiaan, penyiraman dengan air keras itu perbuatan yang keji, sangat tidak beradab dan tidak sesuai kepribadian bangsa Indonesia yang menjunjung sopan santun," katanya.

Ia meminta pihak kepolisian segera mengungkap apa motivasinya, siapa pelakunya, supaya jelas dan tidak jadi pertanyaan masyarakat.

"Supaya masyarakat tidak menduga-duga, dan akhirnya menjadi polemik dan saling tuduh," ujarnya.

Ia pun berharap polisi segera mengungkap kasus itu, dan mengharapkan kejadian seperti itu tidak terulang lagi.

"Yang disiram seorang petugas yang menjalankan tugas mengungkap permasalahan yang serius di negeri ini," demikian Wiranto. (Baca juga: Novel Baswedan sudah diintai sejak beberapa hari lalu)

Novel Baswedan usai shalat subuh di masjid kawasan kediamannya tiba-tiba saja disiram air keras oleh orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor.

Air keras mengenai wajah dan mata Novel Baswedan sehingga ia pun dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta Utara. (Baca juga: Kondisi terkini Novel Baswedan)

Pewarta: Agus Salim
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017