Zamboanga, Filipina (ANTARA News) - Salah seorang buronan yang paling dicari di Asia Tenggara, tersangka penting dalam serangan-serangan bom di Bali tahun 2002, kembali lolos dari penangkapan di Filipina selatan, Jumat, kata para pejabat militer. Dulmatin, warga Indonesia yang adalah anggota senior jaringan Jemaah Islamiyah (JI), lari dari sebuah rumah tempat ia bersembunyi di pulau Simunul hanya beberapa jam sebelum pasukan pemukul Filipina menyerang lokasi itu, kata seorang jurubicara. Satu tim gabungan marinir, polisi dan agen intelijen militer hanya menemukan empat anak-anak yang berusia dua sampai sembilan tahun, yang diperkirakan anak Dulmatin, kata komandan militer daerah itu, Letjen Eugenio Cedo. Anak-anak itu, semuanya memiliki nama keluarga yang sama Pitono, nama yang kadang-kadang digunakan oleh Dulmatin, diterbangkan ke markasbesar militer di kota Zamboanga di mana mereka akan diserahkan kepada para pekerja sosial, kata Cedo. Dulamatin dan temannya yang anggota JI Umar Patek diduga bersembunyi di Filipina selatan bersama kelompok garis keras Muslim, Abu Sayyaf yang memiliki hubungan dengan jaringan Al Qaeda. Kedua orang itu terlibat dalam serangan-serangan bom di klub-klub malam di Bali Oktober 2002 yang meneaskan 202 orang, sebagian besar wisatawan asing. Pemerintah AS menyediakan hadiah 10 juta dolar bagi penangkapan Dulmatin dan satu juta dolar bagi Patek. Jurubicara Marinir AS Letkol Ariel Caculitan menolak berspekulasi tentang kemungkinan tempat tujuan Dulamatin setelah usaha terbaru untuk menangkapnya "agar tidak mengganggu operasi-operasi berikutnya." Lebih dari 8.000 tentara, yang dilatih pasukan AS terlibat dalam operasi pengejaran besar-besaran tahun lalu untuk menangkap para anggota kelompok garis keras Muslim di wilayah selatan yang dilanda kerusuhan itu. Kelompok Abu Sayyaf dituduh terlibat dalam serangkaian serangan bom di Filipina dalam tahun-tahun belakangan ini, serta penculikan para warga asing dan misionaris. Sejak operasi militer di pulau Jolo itu dimulai September lalu , dua pemimpin penting kelompok itu tewas dan para anggota lainnnya, yang kabarnya berjumlah 400 orang berpencar dalam satuan-satuan yang lebih kecil berusaha menghindari pasukan pemerintah. Selain serangan bom Bali tahun 2002 dan 2005 , JI juga dituduh terlibat dalam serangan Hotel Marriot tahun 2002 dan kedubes Australia di Jakara tahun 2005. AS mengatakan kelompok itu bertujuan untuk mendirikan sebuah negara Islam raya di Asia Tenggara melalui aksi kekerasan "perang suci", demikian AFP.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007