Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang Jakarta, Jumat pagi, mengalami penurunan tajam sehingga kembali menembus level Rp8.800 per dolar AS menjadi Rp8.845/8.850 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.750/8.764 per dolar AS atau melemah 95 poin. Analis Valas PT Bank Niaga Tbk, Noel Chandra, kepada ANTARA di Jakarta, mengatakan para pelaku pasar melakukan aksi lepas rupiah setelah dua pekan lalu menguat hingga di bawah posisi Rp8.800 per dolar AS. Aksi lepas rupiah oleh pelaku pasar dinilai wajar dalam upaya mencari untung (profit taking), setelah mata uang lokal itu naik tajam, katanya. Pelaku lokal, lanjutnya, sebenarnya masih ingin membeli rupiah, namun melihat sejumlah faktor eksternal cenderung negatif menekan pergerakan mata uang lokal itu, seperti lesunya pasar saham regional dan menguatnya dolar AS terhadap euro. Kenaikan dolar AS terhadap euro, setelah Menkeu AS menyatakan dolar AS menguat, apabila AS menaikkan suku bunganya, katanya. Dolar AS terhadap yen naik menjadi 120,54, euro terhadap dolar AS melemah 1,3466 dari sebelumnya 1,3484. Menurut dia, dolar AS sepanjang pekan ini cenderung mendapat tekanan pasar, karena sentimen negatif seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi AS. Hasil pertemuan tiga bank sentral, yakni Bank Sentral AS, Bank of England, dan Bank Sentral Eropa, tidak memberikan sentimen positif pada pasar, katanya. Jadi, katanya, koreksi harga terhadap rupiah pada saat ini cukup wajar, setelah rally yang terjadi sejak pekan lalu memicu rupiah menguat hingga di bawah level Rp8.800 per dolar AS. Meski rupiah saat ini terkoreksi, namun masih ada peluang untuk kembali menguat, karena arus modal yang masuk masih besar, katanya. Sementara itu, Pengamat Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, mengatakan rupiah dalam dua bulan mendatang masih berpeluang untuk menguat hingga mencapai posisi Rp8.500 per dolar AS, meski saat ini terkoreksi. Koreksi terhadap rupiah hanya sesaat saja, setelah mengalami kenaikan dalam dua pekan lalu hingga mencapai level Rp8.700 per dolar AS, katanya. "Kami optimis rupiah masih dapat bergerak naik lagi, apalagi para investor asing masih `enjoy` untuk bermain di pasar domestik," tambahnya. (*)
Copyright © ANTARA 2007