Jakarta (ANTARA News) - Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas mengatakan Presiden Joko Widodo harus turun tangan untuk membentuk tim gabungan memburu pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
"Nah masalahnya yang diteror itu bukan personal Novel saja. Tetapi Novel adalah bagian dari KPK dan KPK sedang fokus pada jenis-jenis kategori mega korupsi dan kasus KTP-e termasuk di dalamnya. Oleh karena itu saatnya Presiden harus turun tangan langsung untuk membentuk tim gabungan memburu pelaku itu," kata Busyro di gedung KPK. Jakarta, Selasa.
Menurut dia, posisi Novel tidak terlepas dari kasus-kasus mega korupsi terdahulu lainnya seperti kasus Korlantas dan saat ini dalam kasus KTP elektronik (KTP-e).
"Ini selalu ada kaitannya dan ini kalau dibiarkan terus oleh negara yang terjadi adalah sebuah pembiaran. Bahwa aktor-aktor yang biadab justru tidak boleh diberi kesempatan hidup," ucap Busyro.
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan disiram air keras sepulang sholat subuh pada Selasa.
"Benar Novel Baswedan disiram air keras, untuk sementara masih dalam perawatan," kata adik Novel, Taufik Baswedan, saat dikonfirmasi oleh Antara.
Istri Novel mengatakan suaminya disiram air keras di dekat rumah, dua rumah dari rumahnya.
Pelaku menyiramkan air keras ke Novel dari sepeda motornya saat Novel menengok ke belakang.
"Air keras mengenai wajah," tambah Taufik.
Air keras itu mengenai sebagian wajah dan mata. Hingga saat ini Novel dalam kondisi sadar. "Tidak ada luka lain," ungkap Taufik.
Meski demikian Novel mungkin butuh menjalani perawatan inap di rumah sakit menurut Taufik.
Novel adalah salah satu penyidik senior KPK yang antara lain menangani kasus korupsi dalam pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-E).
Sebelumnya Ketua Gerakan Anti Korupsi (GAK) Lintas Perguruan Tinggi Rudy Johannes mendesak Presiden Jokowi turun tangan memimpin penanggulangan korupsi di tingkat elite politik Indonesia menyusul kasus penyiraman air keras kepada penyidik KPK Novel Baswedan.
"Kami meminta Presiden Jokowi agar turun tangan, kewibawaan negara saat ini telah ditantang oleh para koruptor," kata Rudy Johannes dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017