Harga komoditas, seperti minyak mentah yang menguat masih menjadi salah satu penopang mata uang rupiah

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menguat tipis sebesar empat poin menjadi Rp13.270, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.274 per dolar AS.

"Harga komoditas, seperti minyak mentah yang menguat masih menjadi salah satu penopang mata uang rupiah," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa.

Harga minyak jenis WTI pada Selasa ini (11/4) terpantau menguat 0,06 persen menjadi 53,11 dolar AS per barel, dan Brent naik 0,14 persen menjadi 56,06 dolar AS per barel.

Di sisi lain, lanjut dia, aliran dana asing yang masuk ke dalam instrumen keuangan di dalam negeri juga turut masih menjadi penopang utama bagi rupiah.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa harapan bertahannya rupiah di area positif tampaknya kembali terjadi meski dalam kisaran yang terbatas menyusul sinyal hawkish The Fed terhadap kenaikan suku bunga.

"Perekonomian AS dinilai cukup sehat sehingga berpeluang untuk menaikkan suku bunga secara bertahap," katanya.

Situasi itu, lanjut dia, berpotensi menahan laju aliran dana asing masuk ke pasar negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Di sisi lain, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi global yang masih akan melambat dalam beberapa bulan ke depan, juga masih menjadi salah satu hal yang dikhawatirkan oleh pelaku pasar untuk masuk ke negara berkembang.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017