Washington (ANTARA News) - Danau air tawar di Amerika Utara bertambah asin akibat pembangunan dan garam jalanan yang digunakan selama musim dingin, kata satu studi baru pada Senin (9/4).
"Gambaran tersebut serius," kata penulis utama studi itu Hilary Dugan, ahli mengenai air tawar di University of Wisconsin-Madison, di dalam satu pernyataan, sebagaimana dikutip Xinhua. "Untuk danau, sedikit pembangunan garis pantai diterjemahkan menjadi resiko besar salinasi."
Studi tersebut, yang disiarkan di jurnal AS Proceedings of the National Academy Sciences, adalah analisis luas pertama mengenai kecenderungan klorida di dalam danau air tawar di Amerika Serikt dan Kanada.
Studi itu meliputi 371 danau air tawar, yang masing-masing berukuran lebih besar dari empat hektare dengan sedikitnya 10 tahun catatan data klorida.
Kebanyakan danau tersebut berada di Wilayah Danau Amerika Utara --yang meliputi Connecticut, Maine, Massachusetts, Michigan, Minnesota, New Hampshire, New York, Ontario, Rhode Island, Vermont dan Wisconsin.
Hasilnya memperlihatkan jalan, tempat parkir dan permukaan lain yang tertahan dalam jarak 500 meter dari garis pantai danau adalah penunjuk kuat mengenai peningkatan konsentrasi klorida.
Di Wilayah Danau Amerika Utara, 70 persen --atau 94 dari 134-- danau dengan lebih dari satu persen tanah tanpa akses mencakup zona penyangga 500 meter memiliki kecenderungan peningkatan klorida.
Ketika hasilnya diperkirakan pada semua danau di Wilayah Danau Amerika Utara, sebanyak 7.770 danau mungkin terancam peningkatan kadar garam.
Jika kecenderungan salinasi saat ini berlanjut, banyak air danau Amerika Utara akan melampaui tingkat konsentrasi klorida yang ditetapkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan Hidup AS (EPA) dalam 50 tahun ke depan.
Di dalam studi itu, 14 danau di Wilayah Danau Amerika Utara diperkirakan melampaui konsentrasi kriteria kehidupan akuatik EPA, 230 miligram/liter sampai 2050, dan 47 danau berada di jalur akan mencapai konsentrasi klorida 100 miligram/liter selama masa yang sama.
Menurut studi tersebut, penggunaan garam jalanan untuk membuat jalan bisa dilalui selama musim dingin telah meningkat di Amerika Utara sejak 1940.
Setiap tahun, sebanyak 23 juta ton alat penghilang es yang berdasarkan sodium klorida digunakan di jalan-jalan Amerika Utara untuk mencairkan salju dan es.
Kebanyakan garam jalanan itu tersapu ke penampungan air di dekatnya, tempat garam tersebut diakui sebagai sumber utama polusi klorida pada air tanah, aliran air, sungai dan danau.
"Di Wilayah Danau Amerika Utara --tempat garam jalanan adalah kenyataan-- jalan dan permukaan lain yang tak bisa dilalui dalam jarak 500 meter dari garis pantai danau adalah rumus bagi salinasi," kata penulis bersama studi tersebut Kathleen Weathers, ahli ekosistem di Cary Institute of Ecosystem Studies.
"Kita perlu mengatur dan memantau semua danau untuk memastikan semuanya tetap segar dan melindungi banyak sekali layanan yang disediakan, dari perikanan dan rekrasi sampai pasokan air minum," katanya.
(Uu.C003)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017