Jakarta (ANTARA News) - Indonesia berkesempatan untuk mempromosikan penyelenggaraan Asian Games melalui pencalonan salah satu kota atau kabupaten di Tanah Air sebagai ibu kota Pemuda Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada 2018.
"Ada tawaran dari Forum Dialog dan Kerja sama Pemuda Negara-negara Anggota OKI untuk mempromosikan olahraga tradisional Indonesia pada 2018 yang juga tahun Asian Games," kata Asisten Deputi Peningkatan IPTEK dan IMTAK Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Esa Sukmawijaya dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Kemenpora, lanjut Esa, akan mengundang perwakilan seluruh kota dan kabupaten di Indonesia pada akhir April untuk mengajukan diri sebagai ibu kota Pemuda OKI.
"Penetapan kota atau kabupaten di Indonesia sebagai ibu kota Pemuda OKI itu juga akan diikuti kegiatan-kegiatan promosi olahraga dan kebudayaan nasional," kata Esa.
Olahraga tradisional Indonesia yang berpotensi untuk dipromosikan melalui Ibu kota Pemuda OKI, menurut Esa, antara lain enggrang dan lompat batu Nias.
Kepemudaan OKI, menurut Esa, masih mencari kota-kota di dunia sebagai calon ibu kota pada 2018 menyusul tiga kota sebagai Ibukota Pemuda OKI pada 2017 yaitu Putrajaya Malaysia, Shiraj Iran, dan Fez Maroko.
"Batas akhir pendaftaran salah satu kota atau kabupaten di Indonesia untuk maju sebagai Ibukota Pemuda OKI adalah pada 15 Mei," katanya.
Esa mengatakan pengumuman Ibukota Pemuda OKI akan dilakukan pada Oktober dengan pesaing antara lain dari Pakistan, Brunei Darussalam, dan sejumlah negara dari Afrika Tengah.
Sekretaris Kemenpora Gatot S. Dewa Broto mengatakan penetapan salah satu kota atau kabupaten di Indonesia sebagai Ibukota Pemuda OKI akan menguntungkan daerah itu dari aspek ekonomi menyusul pengenalan daerah oleh masyarakat mancanegara.
Forum Dialog dan Kerjasama Pemuda Negara-negara Anggota OKI adalah sebuah organisasi internasional yang berbasis di Istanbul berafiliasi dengan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dari 57 negara anggota, dan itu merupakan organisasi pemuda dan dewan pemuda dari negara-negara OKI.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017