Mengenai Korut tujuan kami sudah sangat jelas, yaitu untuk memastikan Semenanjung Korea bebas dari senjata nuklir."

Washington (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex W. Tillerson menegaskan bahwa serangan militernya terhadap Suriah atas dugaan penggunaan senjata kimia adalah pesan kepada semua bangsa, terutama Korea Utara (Korut) yang mungkin akan mendapat "respon serupa" jika menimbulkan bahaya.

"Itu merupakan pesan untuk setiap bangsa, jika Anda melanggar norma-norma internasional, jika Anda melanggar perjanjian internasional, jika Anda gagal untuk memegang komitmen, dan jika Anda menjadi ancaman bagi orang lain, di beberapa titik respon kemungkinan akan dilakukan hal yang sama," ujarnya, Minggu (9/4) waktu setempat.

Pasukan angkatan laut AS telah berlayar ke arah Semenanjung Korea, dan Tillerson mengatakan bahwa China telah menyetujui tindakan itu guna mengatasi program nuklir Korut.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping mengadakan pertemuan Jumat (7/4) di salah satu klub mewah milik Trump, Mar-a-Lago, di kawasan Palm Beach, Florida. Mereka bicara bisnis hingga keamanan, terutama di Semenanjung Korea sehubungan percobaan senjata nuklir Korut, demikian laporan Reuters.

Baca juga: (Putin: Rudal AS ke suriah lukai hubungan dengan Rusia)

Baca juga: (Turki dukung aksi militer AS di Suriah)

Ketika ditanya apakah serangan militer terhadap Suriah juga merupakan pesan bagi Korut, Tillerson pun menyatakan: "Mengenai Korut tujuan kami sudah sangat jelas, yaitu untuk memastikan Semenanjung Korea bebas dari senjata nuklir."

Ia menimpali, "Presiden Xi jelas mengerti, dan saya setuju, situasi telah meningkat dan ketika telah mencapai tingkat ancaman tertentu, maka tindakan harus diambil."

Trump akan segera meninjau pilihan untuk menghilangkan "ancaman" yang ditimbulkan oleh program peluru kendali Korut, kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih H.R. McMaster.

Para pejabat Korut, termasuk pemimpin Kim Jong Un, telah berulang kali menyetujui uji coba peluru kendali balistik nuklir antarbenua, dan hal serupa akan mungkin terjadi lagi pada 15 April 2017, bertepatan dengan ulang tahun ke-105 pendiri Korut dan dikenal sebagai "Hari Matahari".

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017