Kami sudah dua kali mengikuti pembinaan di Bandung dan Jakarta. Mentornya ada yang dari UGM, ITB dan UISampit, Kalteng (ANTARA News) - Dua siswi SMA Negeri 1 Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, yakni Sabrina Salwa Sabila dan Gusti Salsabila akan mewaliki Indonesia dalam lomba peneliti muda di Jerman.
"Penelitian kami mengangkat potensi tanaman khas suku Dayak untuk kesehatan. Selama ini orang banyak mengaitkan tanaman Dayak dengan kekuatan mistis, tapi tidak banyak yang tahu bahwa ini banyak manfaatnya. Ini salah satu upaya mengangkat kearifan lokal ," kata Sabrina di Sampit, Senin.
Penelitian yang dilakukan dua siswi Kelas XI IPA A ini mengangkat khasiat kulit kayu halaban (kallapapa). Penelitian ini berawal dari informasi salah satu guru di sekolah itu yang pernah mengetahui pengobatan tradisional itu.
Rasa penasaran itulah yang kemudian mendorong dua siswi ini, dibantu guru setempat, mulai meneliti manfaat kulit kayu halaban. Mereka akhirnya berhasil membuktikan bahwa pengobatan tradisional itu dapat dibuktikan secara ilmiah karena ternyata kulit kayu halaban berpotensi membunuh bakteri penyebab radang amandel.
Penelitian itu berhasil mengantarkan Sabrina dan Salsabila menjuarai lomba peneliti muda di tingkat Provinsi Kalimantan Tengah. Prestasi itu kemudian berlanjut saat lomba peneliti muda tingkat nasional di Jakarta dengan meraih medali perak, sekaligus mendapat kepercayaan mewakili Indonesia pada lomba peneliti muda di Jerman.
Baca juga: (Masalah internet sempat ganggu Ujian Nasional di Sampit)
"Kami sudah dua kali mengikuti pembinaan di Bandung dan Jakarta. Mentornya ada yang dari UGM, ITB dan UI. Kami akan berangkat ke Jakarta pada 12 April, kemudian mengikuti pembinaan terakhir, selanjutnya berangkat ke Jerman pada 15 April untuk mengikuti lomba. Mudah-mudahan kami dapat hasil terbaik," kata Salsabila.
Kepala SMA Negeri 1 Sampit, Muhammad Darma Setiawan mengatakan, ini adalah prestasi ketiga siswanya di tingkat internasional. Tahun sebelumnya, siswa SMA Negeri 1 Sampit juga mewakili Indonesia dalam lomba peneliti muda di tingkat ASEAN dan Asia Pasific.
"Untuk lomba internasional ini biaya tidak ditanggung pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Alhamdulillah kita dibantu pemerintah kabupaten, BUMN, alumni dan komite sekolah. Kami juga dibantu Dinas Kesehatan dengan menyiapkan peralatan dan bimbingan," kata Darma.
Dia bersyukur karena SMA Negeri 1 Sampit dapat terus mempersembahkan prestasi membanggakan bagi daerah dan negara. Banyaknya siswa beprestasi yang tertarik masuk ke SMA Negeri 1 Sampit, menjadi salah satu modal dalam pengembangan pendidikan di sekolah itu.
Wakil Bupati HM Taufiq Mukri sangat bangga dengan prestasi yang dicapai Sabrina dan Salsabila. Dia berharap kedua siswi tersebut bisa meraih prestasi tertinggi saat lomba di Jerman nanti.
"Ini hasil kerja keras semua pihak. Kita doakan supaya mereka mampu meraih prestasi yang membanggakan kita semua dan negara ini," harap Taufiq didampingi Kepala Dinas Pendidikan, Suparmadi.
Pewarta: Norjani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017