"Kalau di pulau, rata-rata sekolah menyiapkan rumah tumpangan. Supaya jangan ada yang terlambat mereka siapkan semacam rumah," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau Arifin Nasir di Batam, Senin.
Antisipasi itu diperlukan agar tidak ada kendala dalam transportasi siswa, terlebih, banyak siswa yang bersekolah dari pulau lain di sekitar sekolah.
Kepala Dinas memastikan tidak ada biaya tambahan bagi siswa yang menumpang di sekolah, sekitar sekolah, maupun asrama selama UN.
"Tidak ada bayar lagi, gratis. Selama ini juga begitu," kata Arifin disela-sela meninjau pelaksanaan UN di Pulau Belakangpadang.
Ia mengatakan seluruh sekolah di pulau masih menjalankan UN berbasis kertas dan pensil, karena minimnya sarana dan prasarana UN berbasis komputer.
Selain perangkat komputer yang terbatas, pelaksanaan UNBK di pulau juga terkendala jaringan listrik dan ketersediaan jaringan internet.
"Kalau di pulau tidak dapat dipaksakan UNBK, jaringan internet dan listrik masih standar. Kami khawatir kalau UNBK dipaksakan, maka akan terjadi kendala signifikan," kata dia.
Meski begitu, Arifin Nasir yang pernah mengabdi di Pulau Belakangpadang itu mengatakan sudah meminta kepada Gubernur Nurdin Basirun untuk meningkatkan sarana prasarana pendidikan sekolah di pulau.
Sementara itu, Arifin menilai pelaksanaan UN hari pertama di pulau penyangga relatif berjalan dengan baik, tanpa kendala berarti.
"Hari ini saya meninjau dua sekolah di pulau, SMA dan MAn, dua-duanya lancar, Alhamdulillah," kata Arifin.
Pelaksanaan UN hari pertama di pulau utama juga dinilai lancar
Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017