Sistem khatulistiwa yang memasok listrik untuk Kota Pontianak-Kubu Raya-Mempawah-Singkawang-Sambas-Bengkayang saat ini memiliki daya mampu sebesar 426 megawatt, kata Bima di Pontianak, Minggu.
Beban puncak tertinggi saat ini, kata dia, masih di bawah 300 megawatt sehingga surplus 126 megawatt.
Dengan daya mampu yang ada, menurut Bima, membuat spare daya sekitar 30 persen dari seluruh kebutuhan listrik masyarakat.
Bahkan, pada tahun 2017 juga di sistem khatulistiwa akan mendapatkan tambahan pasokan listrik sebesar 2 x 50 megawatt dengan akan beroperasinya PLTU Kalbar 1 dan 3. Dengan demikian, total daya mampu kita menjadi 526 megawatt.
"Kondisi kelistrikan seperti ini tentu saja akan makin kondusif menopang potensi industri yang tumbuh di Kota Pontianak, Kubu Raya, Mempawah, Singkawang, Sambas, dan Bengkayang," katanya.
Untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat, khususnya di sektor industri, PLN Kalbar terus berupaya meningkatkan daya mampu mesin pembangkit, baik di sistem khatulistiwa maupun daerah-daerah isolated, seperti Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara, telah beroperasi PLTU berkapasitas 2 x 10 megawatt.
"Hingga 2017, nantinya kita akan memiliki kelebihan daya sekitar 226 megawatt. Hal ini sangat lebih dari cukup untuk mengakomodasi kebutuhan listrik di segala sektor dunia usaha," katanya.
Beberapa gardu induk (GI) akan dibangun pula. Menurutnya, dalam satu unit GI dapat menopang kebutuhan listrik sebesar 30 megawatt.
"Hal itu tentu saja lebih dari cukup untuk sebuah kawasan industri di mana pun lokasinya berada," katanya.
(KR-DDI/D007)
Pewarta: Dedi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017