Gunung Kidul (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memerintahkan soal ujian nasional berbasis komputer (UNBK) memiliki beresolusi tinggi untuk mengantisipasi kegagalan mengunduh seperti terjadi di UNBK Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
"Dari 13 dari 170 mata uji untuk SMK, di situ ada soal berupa gambar dan foto memerlukan resolusi tinggi komputer di beberapa sekolah tidak bisa," kata Muhadjir di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu.
Ia meminta maaf siswa yang harus mengulang ujian karena persoalan tersebut. Untuk mengantisipasi persoalan yang sama, pihaknya meminta kepada tim untuk mengganti soal yang membutuhkan resolusi tinggi.
"Saya meminta maaf kepada siswa yang kemarin terpaksa gagal kemarin," sesalnya.
Muhadjir mengakui persoalan ini karena tidak semua sekolah memiliki komputer yang bisa membaca soal tersebut. "Komputer tidak sesulit cetak, kalau cetak setelah dicetak tidak mungkin diganti, kalau komputer tinggal membuat," katanya.
Ia mengatakan antisipasi persoalan ujian sebenarnya ditingkat provinsi sudah ada pos pengaduan yang bertugas menindaklanjuti jika ditemukan persoalan dalam ujian nasional.
"Kalau ada kendala dari pusat, provinsi sudah ada tim yang mengambil alih. Sehingga nanti kalau ada persoalan sifatnya lokal langsung ditangani tim, dan disekolah sudah ada tim teknisnya," katanya.
Saat ini, kata dia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendalami temuan kasus kecurangan UNBK di Nusa Tenggara Barat. "Untuk UNBK, ada kasusnya di saya sebutkan saja di NTB sekarang sudah ditangani," kata.
Dia mengatakan kecurangan yang ditemukan di NTB ditemukan guru yang menuntun muridnya untuk menjawab soal dalam UNBK. "DI NTB itu bukan bocor gurunya menuntun murid itu yang tidak boleh," ujarnya.
Muhadjir Effendy optimistis pelaksanaan UNBK untuk tingkat SMA akan berjalan lancar.
Dijelaskannya, hampir 80 persen SMA di Indonesia sudah siap menggunakan sistem UNBK. Sementara sisanya karena keterbatasan terlalu jauh, jaringan internet, keterbatasan listrik, dan keterbatasan sekolah harus mengerjakan ujian dengan menggunakan kertas.
(U.KR-STR/S027)
Pewarta: Sutarmi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017