Jakarta (Antara) - Enam proyek hulu migas telah mulai berproduksi di kuartal I 2017. Proyek-proyek tersebut adalah Proyek Ario Damar-Sriwijaya (Kontraktor KKS Tropik Energi Pandan), Kepodang Phase II (Kontraktor KKS Petronas Carigali Muriah Ltd), Ridho (Kontraktor KKS Odira Energy Karang Agung), Cikarang Tegal Pacing (Pertamina EP), PHE 12 (PHE WMO), dan CPP 2 (PHE WMO).
Sekretaris SKK Migas Budi Agustyono mengatakan enam proyek tersebut saat ini masih berada dalam tahap-tahap awal onstream sehingga produksinya masih kecil. “Mulai onstream antara Januari sampai Maret. Seiring berjalannya waktu, kita berharap produksinya akan terus meningkat sesuai yang ditargetkan,†ujarnya Jumat (7/4).
Pada Kepodang Phase II tidak ada penambahan produksi karena proyek tersebut merupakan modifikasi fasilitas untuk mempertahankan produksi supaya tetap berada pada level saat ini.
Di luar enam proyek tersebut, dua proyek lain diharapkan akan segera onstream di bulan April ini, yaitu SKG Musi Timur dan Paku Gajah. Dua proyek yang dioperasikan oleh Pertamina EP ini merupakan proyek gas dengan kapasitas fasilitas produksi sebesar 150 MMSCFD untuk SKG Musi Timur dan 45 MMSCFD untuk Paku Gajah.
“Dukungan semua pihak sangat diperlukan supaya target onstream bulan April dari dua proyek tersebut tidak meleset,†ujar Budi.
Sampai dengan akhir 31 Maret 2017, produksi minyak yang terjual (lifting) mencapai 787.800 barel per hari (bopd) atau 96,7 persen dari target APBN sebesar 815.000 bph. Namun, SKK Migas tetap optimis mengejar target tersebut karena dari sisi produksi, realisasi sampai akhir Maret sudah mencapai 815.600 bph. Sinyal positif terlihat dari Lapangan Banyu Urip yang pada akhir Maret angka produksi per harinya sudah mencapai 205.119 bph, atau di atas target sebesar 201.155 bph.
Dari sisi gas, realisasi lifting sampai akhir Maret sudah di atas target. Dalam APBN, lifting gas ditargetkan sebesar 6.440 MMSCFD, sedangkan realisasinya mencapai 6.503 MMSCFD atau 101 persen dari target.
“SKK Migas bersama Kontraktor KKS tetap mengupayakan berbagai cara supaya target lifting baik untuk minyak maupun gas dapat tercapai,†ujar Budi. Sampai dengan akhir Februari 2017, Kontraktor KKS Wilayah produksi sudah merealisasikan pengeboran 19 sumur pengembangan, 119 kegiatan kerja ulang, dan 4.350 perawatan sumur. Sedangkan untuk Kontraktor KKS eksplorasi, kegiatan yang sudah dilakukan adalah 1 survei seismik, 2 survei nonseismik, 5 pengeboran sumur eksplorasi, dan 1 kegiatan re-entry sumur eksplorasi.
Sampai dengan 31 Maret 2017, investasi yang sudah dikeluarkan oleh Kontraktor KKS adalah sebesar US$ 1,9 miliar, yang terdiri dari US$ 1,8 miliar dari blok produksi dan sisanya sebesar US$0,1 miliar dari blok eksplorasi. Sedangkan total penerimaan negara yang berhasil dibukukan dalam periode yang sama adalah sekitar US$3,4 miliar.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017