"Keputusan ini bukan berasal dari satu pihak tetapi kesepakatan antara paguyuban pedagang dengan pemerintah daerah melalui dinas terkait," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Maryustion Tonang di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, pemerintah dan paguyuban pedagang dari 31 pasar tradisional di Kota Yogyakarta menyadari bahwa pengelolaan pasar tradisional harus dilakukan secara bersama-sama dengan pendekatan partisipatif.
Ia memperkirakan tidak adanya kegiatan promo pasar tradisional pada tahun ini tidak akan berpengaruh signifikan pada pengurangan omzet pedagang di pasar tradisional.
"Jika sudah ada formulasi yang lebih baik, diharapkan omzet pedagang justru akan meningkat lagi," katanya.
Sebelumnya, kegiatan promo pasar tradisional digelar untuk meningkatkan jumlah pengunjung dan omzet pedagang.
Selama enam tahun terakhir, format promo pasar tradisional yang digunakan juga selalu berubah meskipun tetap menggunakan format utama yaitu mengundi kupon. Pembeli memperoleh kupon sesuai nominal belanja.
Pada awal penyelenggaraan, peran Pemerintah Kota Yogyakarta masih cukup besar di antaranya dengan membantu menyediakan hadiah, namun pada tahun-tahun terakhir, peran paguyuban pedagang di tiap pasar yang ditingkatkan.
Setiap pasar tradisional diminta menggelar promo pasar secara mandiri termasuk menentukan periode promo dan hadiah yang akan diberikan kepada konsumen.
"Dalam tahun terakhir, bisa dilihat tingkat partisipasi pedagang untuk menggelar promo pasar. Mereka pun berswadaya untuk menyelenggarakan promo pasar dengan sebaik-baiknya. Bahkan, biaya promo yang dilakukan melebihi subsidi yang diberikan pemerintah," katanya.
Pasar tradisional, lanjut Maryustion masuk dalam kategori objek vital negara karena pasar dapat digunakan sebagai indikator tingkat biaya hidup suatu daerah dan keberadaan pasar tradisional merupakan bentuk keberpihakan terhadap perekonomian kerakyatan.
Meskipun tidak menggelar promo pasar tradisional, namun Maryution menegaskan bahwa kegiatan kirab pedagang pasar tradisional tetap akan dilakukan untuk menyambut ulang tahun Kota Yogyakarta yang diperingati setiap 7 Oktober.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017