Di dalam satu pernyataan, Kantor Presiden Suriah, di Damaskus, mengatakan, serangan itu mencerminkan pandangan sempit dan kebutaan politik serta militer Amerika Serikat mengenai kenyataan.
Ditambahkannya, Amerika Serikat "yang secara naif dikendalikan oleh kepanikan, aksi propaganda palsu yang disulut kecongkakan pemerintah Amerika Serikat untuk melancarkan pesta pora politik dan militer".
"Perbuatan marah Amerika Serikat dengan mengincar sa adalah tanda nyata bahwa kebijakan mendalam pemerintah-demi-pemerintah Amerika Serikat dalam hal mengincar banyak negara, menundukkan rakyat dan berusaha mendominasi dunia, takkan berubah," kata pernyataan itu.
Agresi tersebut, kata Kantor Presiden Suriah hanya telah meningkatkan tekad Suriah dalam menyerang pelaku teror.
Pada pagi hari yang sama, Amerika Serikat melancarkan serangan rudal terhadap Pangkalan Udara Shayrat di Provinsi Homs di Suriah Tengah, sebagai pembalasan terhadap dugaan serangan senjata kimi terhadap satu kota kecil yang dikuasai gerilyawan di Provinsi Idlib, bagian barat-laut Suriah.
Hampir 60 rudal Tomahawk menghantam pangkalan udara tersebut, membuatnya hancur total, menewaskan enam prajurit Suriah, sembilan warga sipil --termasuk empat anak kecil, dan menghancurkan sembilan pesawat tempur Suriah.
Pemerintah AS menyatakan serangan terhadap pangkalan udara itu dilakukan sebagai pembalasan terhadap serangan oleh Angkatan Udara Suriah terhadap Kota Kecil Khan Sheikhoun.
Para pegiat menuduh militer Suriah menembakkan gas beracun ke kota kecil tersebut, dan menewaskan 70 orang, sementara militer Suriah menyatakan serangan tersebut ditujukan ke satu gudang senjata yang berisi gas beracun serta menuduh gerilyawan menyimpan bahan semacam itu.
Tolak negara federal
Sebelumnya kantor berita resmi Suriah, SANA, melaporkan Presiden Suriah, Bashar al-Assad mengatakan negaranya memandang gagasan pembentukan negara federal Suriah adalah dalih untuk memecah negara tersebut.
Dalam satu wawancara dengan harian Kroasia, Vecernji List, al-Asaad mengatakan tak ada pembenaran bagi pembentukan negara federal, sebab tujuannya ialah membawa Suriah ke situasi yang mendekati negara Irak.
"Dengan pembentukan federal, mereka dapat menggunakan bagian ini atau bagian itu untuk melawan negara, yang mesti kuat, dan akan ada negara yang lemah, rakyat dan pemerintah yang lemah," kata dia.
Gagasan semacam itu telah muncul melalui upaya Suku Kurdi untuk memiliki otonomi sendiri di Suriah Utara, di tengah pembicaraan bahwa akhir krisis tersebut akan berada pada pembentukan negara federal, tambahnya.
"Apa yang membantu Suriah tegak hari ini ialah persatuan, dan kalau kami memasuki proyek sektarian seperti di Lebanon dan Irak, sebagaimana diingini Amerika, kami akan memiliki negara yang benar-benar menghadapi perang saudara," kata dia.
Ia menambahkan apa yang diderita Suriah bukan perang saudara tapi rancaman asing yang bertujuan membuatnya lemah.
Presiden Suriah itu mengatakan kehadiran setiap kekuatan asing di Suriah tanpa perkenan Pemerintah Suriah dipandang sebagai serbuan.
al-Asaad juga mengatakan negaranya tak memiliki pilihan selain kemenangan di Suriah. "Kami memiliki harapan besar dan harapan ini berkaitan dengan kepercayaan kami dan jika tak ada kepercayaan, takkan ada harapan," katanya.
Presiden Suriah itu mengatakan kehadiran setiap kekuatan asing di Suriah tanpa perkenan Pemerintah Suriah dipandang sebagai serbuan.
al-Asaad juga mengatakan negaranya tak memiliki pilihan selain kemenangan di Suriah. "Kami memiliki harapan besar dan harapan ini berkaitan dengan kepercayaan kami dan jika tak ada kepercayaan, takkan ada harapan," katanya.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017