Jakarta (ANTARA News) - Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman mengatakan Indonesia sebagai negara berkembang merupakan tempat menarik untuk berinvestasi bagi pengusaha Inggris.
"Indonesia menjadi sangat menarik bagi pengusaha Inggris," kata Rizal seusai mendampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menerima kunjungan Menteri Koordinator Bidang Perdagangan Internasional Inggris Liam Fox di Jakarta, Kamis.
Dalam pertemuan tersebut Fox didampingi oleh Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Moazzam Malik beserta staf.
Dalam kunjungan itu dibahas beberapa hal terkait kemitraan dalam bidang ekonomi termasuk mengenai kemungkinan keterlibatan Inggris dalam berbagai proyek infrastruktur yang sedang dikerjakan pemerintah Indonesia.
Baca juga: (Kemenkominfo apresiasi "Gerakan Nasional 1000 Startup Digital")
Baca juga: (Kemenkominfo-Kibar gelar 1.000 startup digital Medan)
"Banyak yang bisa dilakukan, ada tawaran expertice financing, nanti akan ada misi di bulan Mei yang akan datang dari London. Kita akan padukan dengan prioritas proyek infrastruktur kita. Setelah itu ada follow up dari pembiayaannya," katanya.
Hal lainnya terkait perundingan bilateral perdagangan dengan Inggris akan dibahas lagi secara intens seusai berakhirnya perundingan perdagangan atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa.
Saat ditemui usai pertemuan tersebut, Fox mengatakan komitmen bantuan siap diberikan Inggris untuk mendukung investasi dalam sektor infrastruktur, tidak hanya dalam hal pembiayaan namun juga bantuan teknis lainnya.
"Inggris memiliki banyak keahlian dan telah menangani berbagai proyek dari segi desain, kelistrikan maupun pembiayaan. Kita bisa membawa mitra untuk menangani proyek besar. Jadi tadi kami saling berdiskusi untuk menciptakan kesempatan," kata Fox.
Dalam pembicaraan yang berlangsung selama satu jam itu juga terdapat diskusi untuk memperkuat komitmen perdagangan, investasi maupun kemitraan ekonomi kedua negara yang selama ini telah terjalin.
"Kita membicarakan hubungan perdagangan setelah Inggris meninggalkan Uni Eropa, termasuk bagaimana kembali membangun komitmen perdagangan dan sepakat melakukan kerja sama di masa mendatang, namun detailnya belum bisa disampaikan," jelas Fox.
Baca juga: (Kemenko Perekonomian pertanyakan sistem IBOS)
Baca juga: (Indonesia dorong keamanan siber pada RPM Asia-Pasifik)
Pewarta: Satyagraha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017