Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Afghanistan mengenalkan sejumlah potensi investasi di negaranya kepada pengusaha Indonesia saat Dialog Bisnis Indonesia-Afghanistan.
"Aset pertama kami adalah lokasi kami. Asia sedang dalam proses transformasi yang besar," kata Presiden Afghanistan Ashraf Gani dalam sambutannya saat dialog tersebut di Jakarta pada Kamis.
Menurut Presiden Ashraf, lokasi Afghanistan yang terletak di antara Asia Tengah dan Asia Selatan memberikan keuntungan negara itu sebagai kawasan penghubung.
Presiden menjelaskan Afghanistan juga menjadi penyedia jalur transmisi listrik dan jalur pipa gas dari Asia Tengah menuju Asia Selatan.
Terkait interkonektivitas, Afghanistan sedang mengembangkan potensi sektor transportasi melalui pembangunan jalur kereta api yang akan menghubungkan sejumlah negara dari Asia Timur hingga Asia Tengah seperti Tiongkok ke Iran ataupun Uzbekistan ke Iran.
Selain jalur kereta api,maka pemerintah Afghanistan membangun "dryport" dengan potensi kawasan ekonomi khusus untuk memasok barang-barang tidak hanya ke dalam negeri, tetapi juga negara tetangga.
"Jadi jangan hanya melihat Afghanistan sebagai pasar tujuan. Tetapi lihat juga Afghanistan sebagai pijakan untuk peluncuran produk-produk Indonesia ke kawasan Asia Tengah," ujar Ashraf.
Selain lokasi, Presiden juga menjelaskan aset potensi Afghanistan yang dapat dikembangkan yaitu sumber air dan lahan.
Afghanistan menjadi penyedia air bagi sejumlah negara di sekitarnya sehingga pembangunan sistem pengairan berpotensi untuk dikembangkan.
Aset lahan yang dimiliki Afghanistan juga menjadi daya tarik mengingat negara ini memiliki cadangan bijih besi untuk industri yang besar serta beberapa barang tambang lain seperti tembaga dan batu berharga.
"Melalui diskusi ini, saya harap masing-masing dunia usaha dapat melihat potensi yang ada di Afghanistan dan seluruh hal yang besar dimulai dari hal-hal yang kecil," kata Presiden.
Sebelumnya pada Rabu (5/4), terdapat lima nota kesepahaman (MoU) yang penandatanganannya disaksikan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Ashraf yang meliputi kerja sama bidang pendidikan, pertanian, statistik, kebijakan fiskal dan reformasi administrasi publik.
Jokowi meminta agar MoU yang telah dibangun dapat segera dilaksanakan.
Kedua negara yang telah bersahabat selama lebih dari 62 tahun ini juga membahas potensi pengembangan sektor perdagangan dengan mendorong interaksi pengusaha dari dua negara.
Selain itu, kedua kepala negara juga membahas peningkatan kerja sama penciptaan stabilitas dan perdamaian serta peningkatan kapasitas SDM Afghanistan.
(T.B019/A011)
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017