Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan hubungan Indonesia dan Amerika Serikat (AS) belum akan mengarah pada perundingan kesepakatan perdagangan bebas (FTA). "Masih jauhlah. Korea Selatan saja butuh lima tahun (untuk mencapai FTA). Malaysia yang prosesnya agak cepat," katanya, seusai berbicara dalam diskusi panel "Manajemen dan Integritas" untuk memperingati ulang tahun ke-40 Lembaga Manajemen PPM, di Jakarta, Kamis. Dalam kunjungan dinasnya ke AS pekan depan, Mendag akan melakukan promosi dagang serta pertemuan tahunan "trade and investment council" (TIC) di bawah kerangka TIFA (Trade and Investment Fascilitation Agreement). "Kita akan berangkat 16 Mei malam, satu hari ke Jepang (untuk mendorong perundingan kemitraan ekonomi/ EPA) dan satu minggu ke AS," ujarnya. Mendag menjelaskan kunjungan ke AS dilakukan secara rutin dua kali setahun dalam rangka misi dagang ke berbagai kota dan mengunjungi Washington DC. "Kali ini misi dagang akan dilakukan di Los Angeles, selain ke Washington DC untuk urusan kebijakan. Tahun lalu misi dagang ke Chicago dan New York," tambahnya. Pembahasan dalam TIC, lanjut Mendag, berkaitan dengan kerjasama di bidang bea cukai dan standar SPS (sanitary and phyto sanitary), terutama ekspor pertanian dan perikanan seperti udang. "Dalam kerjasama bea cukai kita sudah menandatangani MoU tentang 'illegal logging' akhir tahun lalu. Kita mau lihat 'follow up'-nya seperti apa," paparnya. Isu lainnya yang akan dibahas antara lain mengenai perundingan WTO, APEC, FTAB ASEAN-AS, serta masalah perdagangan bilateral seperti pemanfaatan GSP (Generalizad System of Preference/fasilitas Bea Masuk rendah untuk negara berkembang). Selain itu, ada juga program pembangunan kapasitas terkait dengan kerjasama meraih tujuan pembangunan millennium (MDG). "Ada dana untuk negara yang melakukan perbaikan di berbagai bidang itu, antara lain pendidikan, kesehatan dan iklim investasi, kita dianggap bisa memperoleh kesempatan meraih dana itu," jelasnya. (*)
Copyright © ANTARA 2007