Gorontalo (ANTARA News) - Kepala Sekolah (Kepsek) Menengah Kejuruan (SMK) I Limboto, Kabupaten Gorontalo, dituntut mundur oleh puluhan mahasiswa dan rakyat peduli pendidikan, karena dinilai kurang senyum serta tidak bisa menciptakan hubungan harmonis dengan bawahan. Tuntutan tersebut disampaikan oleh puluhan Mahasiswa Universitas Gorontalo (UG) bersama masyarakat penyelamat pendidikan, saat melakukan demo di Dewan Kabupaten (Dekab) Gorontalo, Kamis (10/05) pagi. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UG, Syahrudin Saleh, kepada wartawan mengatakan bahwa akibat kurang harmonisnya hubungan antara Kepsek dan bawahannya, maka yang menjadi korban adalah para siswa di sekolah itu. Selain itu, dalam pernyataan sikapnya, para demonstran menilai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo salah menempatkan Kepsek tersebut di SMK I Limboto, karena tidak memiliki kompetensi khusus untuk memimpin instansi itu. Sebelum jadi pimpinan di SMK I Limboto, sang kepsek hanya berprofesi sebagai guru di salah satu SMP di wilayah itu, sehingga ia tidak layak memimpin di sekolah itu. "Bagaimana mungkin seorang guru SMP langsung diberikan SK menjadi Kepsek di sekolah kejuruan," kata Syahrudin. Bahkan sejumlah guru yang berpotensi dan sangat dibutuhkan di SMK I Limboto direkomendasikan untuk dimutasi ke sekolah lain, sehingga hal itu sangat berpengaruh pada peningkatan kualitas anak didik. "Hanya satu tuntutan kami, yakni berhentikan Yusuf Ishak dari jabatannya sebagai Kepsek SMK I Limboto," kata Syahrudin. Sementara itu, Ketua Komisi B Dekab Gorontalo, Amin Mootalu, mengatakan bahwa pihak legislatif berjanji untuk mengusut masalah ini, dengan melibatkan pemerintah di daerah itu. Dia menambahkan menurut rencana Senin (14/05) nanti, Dekab Gorontalo akan mengundang pihak eksekutif untuk mencari solusi mengenai tuntutan para mahasiswa dan masyarakat peduli pendidikan. (*)
Copyright © ANTARA 2007