Jakarta (ANTARA News) - Indonesia bakal mencairkan seluruh komitmen pinjaman luar negeri (LN) dari negara/lembaga donor pada 2007, yang berjumlah 1,75 miliar dolar AS dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC), dalam upaya menutupi difisit anggaran tahun ini.
Menurut Sekretaris Utama Bappenas, Syahrial Loetan, di Jakarta, Kamis, pinjaman LN tersebut hanya untuk menutup defisit APBN 2007, yaitu 1,1 persen atau Rp40,6 triliun sebagaimana kesepakatan dengan DPR.
Sedangkan untuk menutupi tambahan defisit yang diperkirakan menjadi 1,5-1,8 persen, Syahrial menegaskan belum ada rencana pemerintah untuk mengajukan tambahan pinjaman kepada negara/lembaga donor.
"Kata Pak Paskah (Meneg PPN/Kepala Bappenas, Paskah Suzetta) dan Bu Ani (Menkeu Sri Mulyani), kalau ada tambahan defisit, pinjaman LN itu opsi terakhir," jelasnya.
Artinya, kata dia, kemungkinan pertama (ditutupi-red) dari penyisiran efisiensi, kedua penerbitan SUN. Tapi, kalau nanti hitung-hitungan, akan melewati batas aman penerbitan SUN, maka memang ada kemungkinan ditambah pinjaman LN.
Pinjaman 1,75 miliar dolar AS itu terdiri atas pinjaman dari Bank Dunia sekitar 600 juta dolar AS, ADB 1 miliar dolar AS, dan sisanya berasal dari JBIC.
Ditanya tentang negosiasi pencairan komitmen dengan JBIC, Syahrial menjelaskan bahwa sejak awal tahun pemerintah telah menyampaikan niat pinjaman tersebut, sehingga tidak perlu lagi negosiasi, kecuali ada tambahan.
Sedangkan Bank Dunia dan ADB sudah mempersilahkan pemerintah untuk mencairkan komitmen pinjaman dari kedua lembaga donor tersebut.
Bunga untuk pinjaman yang berasal dari ADB adalah Libor plus, kecuali jatah 100 juta dolar AS pinjaman lunak (ADF) dengan bunga 1 persen.
Sementara itu, bunga pinjaman dari Bank Dunia adalah 2-3 persen, mengingat pinjaman itu berasal dari International Bank for Restructuring and Development (IBRD). (*)
Copyright © ANTARA 2007