"Mana-mana yang tidak bermanfaat, langsung coret saja, masukkan ke belanja modal," kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Rabu.
Ia menyebutkan upaya memaksimalkan belanja modal dapat dilakukan dengan melakukan penghematan anggaran.
"Penghematan anggaran itu tidak saya sampaikan tahun ini saja, tahun yang lalu juga saya sampaikan," katanya.
Tujuan penghematan adalah supaya belanja modalnya lebih besar. Hal itu dilakukan dengan menggeser belanja barang, belanja aparatur yang kurang bermanfaat, masuk ke belanja modal.
"Oleh sebab itu, kemarin saya perintahkan seluruh menteri dan pimpinanlembaga untuk mengecek satu per satu secara detil di satuan tiganya, mana yang kira-kira rutinitas, mana yang tidak bermanfaat, langsung coret saja, masukkan ke belanja modal," katanya.
Jokowi menyebutkan meskipun sudah digeser ke belanja modal namub belanja itu tetap digunakan juga di kementerian atau lembaga yang bersangkutan.
"Itu bukan kementerian/lembaga lain tapi harus masuk ke belanja modal," katanya.
Sebelumnya Presiden Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna yang membahas Pagu Indikatif RAPBN 2018, Selasa (4/4) menekankan perlunya penghematan serta efektivitas anggaran kementerian dan lembaga negara.
"Rutinitas yang sudah bertahun-tahun terjadi itu tolong lagi cek kembali. Saya kira banyak sekali biaya yang bisa dipotong, banyak sekali biaya yang bisa dihemat dan itu bisa dilarikan ke belanja modal. Lihat lah lagi yang 2017, maupun nanti yang 2018," kata Jokowi.
Pemerintah pada tahun 2017 telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi pada 2018 dapat mencapai 5,6 persen.
Menurut Jokowi, selain efisiensi belanja negara untuk meningkatkan pertumbuhan, maka pemerintah perlu memfokuskan kepada peningkatan total ekspor dan investasi.
Kendati dalam meningkatkan ekspor terdapat kendala akibat pasar global yang melambat, Jokowi meminta pasar nontradisional yang selama ini belum digarap dapat ditangani lebih baik.
"Itu tolong betul-betul dikirim rombongan misi dagang untuk melihat opportunity, peluang-peluang yang ada di negara-negara itu terutama yang penduduknya di atas 60, di atas 80 juta orang," jelas Jokowi.
Selain ekspor, Jokowi juga meminta peningkatan jumlah investasi ke Indonesia untuk memanfaatkan peluang yang masih besar.
Presiden menegaskan peminat investasi di Indonesia banyak, namun terhambat masalah regulasi yang berbelit.
"Yang berminat banyak, yang mau diinvestasi juga banyak. Tapi penyakitnya di kita sendiri, di masalah regulasi, masalah aturan yang masih keluar dari kementerian, dari dirjen," kata Jokowi.
Selain itu, Presiden meminta agar belanja negara yang akan mencapai di atas Rp2.200 triliun diarahkan kepada belanja modal untuk pencapaian target-target pembangunan.
"Terutama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan menurunkan angka kemiskinan menjadi single digit," ujar Presiden Jokowi.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017