Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa Perum Bulog tidak akan pernah merugi serta selamanya tidak akan pernah bubar, karena negara dan pemerintah memerlukan keberadaan Bulog untuk menjamin ketersediaan beras. "Bulog sampai kapanpun tak akan rugi, karena bunga dibayar pemerintah, sewa gudang juga dibayar pemerintah," kata Wapres Jusuf Kalla pada pidato HUT ke-40 Perum Bulog, di Jakarta, Kamis. Menurut Wapres, semua itu dilakukan pemerintah karena sudah menjadi tugas negara dan pemerintah untuk menjamin ketersediaan makanan pokok (beras) kepada masyarakat. Perum Bulog, tambahnya, diberikan mandat oleh pemerintah untuk melakukan hal itu. "Dan sampai kapan pun Bulog tidak pernah bubar karena kita semua membutuhkan jaminan itu," kata Wapres yang disambut tepuk tangan ratusan karyawan Perum Bulog. Prinsipnya, kata Wapres, dalam memberikan jaminan Bulog harus bisa menjamin ketersediaan beras serta distribusi maupun jaminan harganya. Jika harga gabah di tingkat petani turun hingga di bawah HPP Rp2.000 per kilogram, maka Perum Bulog harus membeli gabah petani tersebut, katanya. Namun sebaliknya, jika harga beras di tingkat konsumen berada di atas Rp3.500 per kilogram, maka Bulog harus menjual beras ke petani. "Jadi Bulog jamin harga petani dan juga jamin harga konsumen, membeli dari petani, menjual pada konsumen. Jadi Bulog ini lembaga penjamin sesungguhnya," kata Wapres. Menurut Wapres, tugas pemerintah melalui Perum Bulog untuk menjaga keseimbangan dan harmonisasi antara kedua belah pihak yakni petani, produsen dan masyarakat konsumen. Yang terbaik, ujarnya, adalah yang bisa menguntungkan kedua belah pihak, namun untuk itu Bulog harus tahu betul harmonisasi antara keduanya. Wapres menjelaskan kewajiban Perum Bulog akan gugur, jika harga gabah di tingkat petani berada di atas Rp2.000 per kg. Jika harga gabah di atas Rp2.000 per kg, maka harus dibiarkan supaya pasar yang membelinya karena akan menguntungkan petani. Sebaliknya jika beras di atas Rp3.500 per kg maka Bulog harus menjual berasnya kepada konsumen agar harga beras bisa turun sehingga terjangkau oleh konsumen. "Bulog ini jadi pedagang beras terbesar di Indonesia," kata Wapres. Untuk menjaga agar stok pangan nasional tetap berada diatas satu juta ton, maka harus dilakukan usaha untuk menaikkan stok tersebut dengan menaikkan produktifitas nasional atau perluasan lahan pertanian, katanya. Jika kedua hal tersebut tidak bisa dilakukan, maka Indonesia akan terus menerus melakukan impor beras, katanya lagi. (*)
Copyright © ANTARA 2007