Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Perum Bulog Mustafa Abubakar menyatakan bahwa kepastian apakah pemerintah akan mengimpor beras lagi atau tidak, baru akan diputuskan Juni mendatang, setelah ada data-data yang lengkap mengenai kebutuhan dan stok beras nasional. "Kalau data-data sudah lengkap dari BPS, Pertanian dan Bulog dalam koordinasi Menko Perekonomian, kita akan lakukan bulan Juni atau paling lambat Juli," kata Mustafa Abubakar seusai acara Hut ke 40 Perum Bulog di Jakarta, Kamis. Namun tambah Mustafa, Perum Bulog tetap akan melihat dulu apakah pada saat ini data-data yang ada sudah lengkap dan apakah masih ada panen di tingkat petani. Jika masih ada panen, maka Bulog akan lebih dulu mengutamakan penyerapan stok lokal. Saat ini, stok nasional yang ada sebesar 750 ribu ton, namun hal itu masih bergerak terus pada harga sekitar Rp2.100 per kilogram gabah kering. Sementara untuk posisi impor saat ini sudah mendekati 600 ribu ton, namun sudah dipakai untuk operasi pasar. Perum Bulog juga masih mendapatkan ijin impor dari Departemen Perdagangan sebesar 900 ribu ton. "Hari ini kita akan rapat dengan Menko Perekonomian untuk evalusai awal sebelum selesai bulan Mei. Target kita bulan Juni akan kita lakukan evaluasi mengenai penyerapan lokal," kata Mustafa. Sementara ijin impor beras yang masih dimiliki Perum Bulog sebesar 900 ribu ton tersebut adalah untuk target hingga akhir tahun 2007. "Kalau memang stok tidak cukup dan berada dibawah satu juta ton maka kita lakukan impor," kata Mustafa. Sebelumnya Wapres M Jusuf Kalla mengatakan impor beras sesuatu yang normal dan harus dilakukan apabila telah terjadi dua hal yakni stok beras berada dibawah satu juta ton dan harga beras sudah berada diatas Rp3.500 per kilogram. "Acuan kita (untuk impor), impor beras harus boleh dilakukan apabila terjadi dua hal yakni pertama, stok beras dibawah satu juta ton dan harga beras di pasar diatas Rp3.500 per kilogram," kata Wapres M Jusuf Kalla. Menurut Wapres impor beras tersebut dilakukan untuk menjamin ketersediaan beras di masyarakat. Hal itu terkait dengan tugas negara dan pemerintah yang harus menjamin stok pangan masyarakat. Jaminan pemerintah tersebut dijalankan oleh Perum Bulog. Namun, tambahnya untuk impor itu harus dilakukan dengan hati-hati. Untuk menjaga agar tidak harus impor beras maka salah satu caranya stok beras harus lebih tinggi dari satu juta ton. Selain itu harus dilakukan upaya peningkatan produktifitas nasional. "Impor beras itu normal bukan hal yang dibuat-buat bahwa kritikan itu penting tapi hal yang pro kepada rakyat itu lebih penting, kita boleh takut pada resiko," kata Wapres. Menurut Wapres prinsip pokoknya Perum Bulog menjamin pada petani dan konsumen sekaligus. Kepada petani Perum Bulog menjamin harga dengan membeli gabah jika harganya berada dibawah Rp2000. Sedangkan di tingkat konsumen, Perum Bulog menjamin harga beras agar tidak mahal. "Jadi Bulog beli gabah pada petani jika harganya dibawah Rp2000 dan menjual beras ke konsumen jika harga beras diatas Rp4000," kata Wapres. Menurut Wapres, jika harga gabah diatas Rp2000 maka hilang sudah kewajiban Bulog untuk membeli. "Biarkan pasar yang membeli, tapi kalau harga beras diatas Rp4000 maka Bulog harus beli. Jadi Bulog ini jadi pedagang beras terbesar di Indonesia," kata Wapres.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007