Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore bergerak menguat sebesar 36 poin menjadi Rp13.295, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.331 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa data ekonomi domestik yang positif telah memicu aliran dana asing ke pasar keuangan domestik terus meningkat, sehingga membuka ruang mata uang domestik terapresiasi.
"Inflasi Maret cukup stabil, dalam waktu dekat juga akan dirilis data cadangan devisa, diperkirakan naik," katanya.
Berdasarkan data Bank Indonesia, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2017 tercatat sebesar 119,9 miliar dolar AS. Ia memproyekskan jika cadangan devisa Maret mengalami peningkatan maka potensi bagi rupiah menguat kembali terbuka.
Di sisi lain, lanjut dia, adanya perbaikan peringkat dari lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) juga turut menjaga fluktuasi rupiah. R&I memperbaiki Outlook Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari Stable menjadi Positive, sekaligus mengafirmasi rating pada BBB- (investment grade) pada 5 April 2017.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa penguatan harga minyak mentah dunia kembali menahan laju pergerakan mata uang dolar AS sehingga cenderung mengalami tekanan terhadap sejumlah mata uang berbasis komoditas, termasuk rupiah.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 1,21 persen menjadi 51,65 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 1,27 persen menjadi 54,86 dolar AS per barel.
"Penguatan tajam harga minyak mentah mampu meredam laju dolar AS," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.329 dibandingkan hari sebelumnya (Selasa, 4/4) Rp13.326 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017