Kuala Lumpur (ANTARA News) - Yang Dipertuan Agung Malaysia, Tuanku Mizan Zainal Abidin, akan melakukan kunjungan luar negeri pertama kali ke Indonesia pada 16-20 Mei 2007, setelah dilantik sebagai Yang Dipertuan Agung Malaysia ke-13 pada 26 April 2007. "Indonesia mendapat kehormatan menerima kunjungan resmi yang pertama Yang Dipertuan Agung Malaysia Tuanku Mizan Zainal Abidin ke luar negeri. Tuanku Mizan setelah dilantik melakukan kunjungan resminya ke luar negeri dan negara tetangga. Indonesia lah yang dikunjungi," kata Atase Penerangan KBRI Malaysia, Eka A Soeripto, di Kuala Lumpur, Kamis. Yang Dipertuan Agung Malaysia rencananya akan bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pimpinan negara serta tokoh masyarakat Indonesia lainnya. Selain ke Jakarta, kepala negara Malaysia ke-13 akan mengunjungi Bali, tujuan pariwisata dunia. Ia memiliki hobi menunggang kuda, menyelam, serta sepak bola dan belajar bela diri Tae Kwon Do hingga mendapatkan sabuk hitam. Latar Belakang Siapakah Yang di-Pertuan Agung Tuanku Mizan Zainal Abidin? Ia adalah Sultan ke-17 Negara Bagian Terengganu. Terengganu adalah negara bagian Timur Malaysia yang memiliki pantai berhadapan dengan Laut China Selatan. Negara bagian ini mempunyai kontribusi terbesar minyak dan gas kepada Petronas serta masyarakatnya merupakan masyarakat Islam yang kuat seperti negara bagian Kelantan. Terengganu juga merupakan negara bagian di mana Islam pertama kali datang di Semenanjung Malaysia Abad ke-13. Nama panjangnya ialah Al Wathiqu Billah, Al-Sultan Mizan Zainal Abidin Ibni Almarhum Al-Sultan Mahmud Al-Muktafi Billah Shah Al-Haj. Ia lahir 22 Januari tahun 1962 di Istana Al-Muktafi di Kuala Terengganu, ibukota negara bagian Terengganu. Menerima pendidikan dasar di SD Sultan Sulaiman kemudian melanjutkan di SMP Sultan Sulaiman, Kuala Terengganu. Tuanku Mizan kemudian melanjutkan pendidikan di Geelong Grammar School di Australia. Tahun 1988, ia menyelesaikan pendidikannya di US International University-Europe, di London dan memperoleh sarjana muda dalam bidang hubungan internasional , 9 Juni 1988. Selain menempa ilmu pengetahuan, Tuanku Mizan menempa diri dalam pendidikan militer. Ia ikut serta dalam kursus militer di Army School of Languanges mulai 2 November 1982 hingga 31 Mei 1983, dan kemudian mengikuti kursus militer di Royal Military Academy Sandhurst di Inggris mulai 3 Mei 1983 hingga menyelesaikan kursus Kadet pada 9 Desember 1983. Ia menerima pangkat Letnan pada 1 Maret 1984 dan masuk dalam The Royal Cavalry. Tuanku Mizan Zainal Abidin diangkat sebagai putra mahkota dari negara bagian Terengganu Darul Iman, 6 November 1979, dan kemudian berperan sebagai Sultan Terengganu mulai 20 Oktober hingga 8 November 1990. Sebelum menjabat Sultan Terengganu, Tuanku Mizan juga pernah berkarir di Pemda Terengganu. Pada 15 September 1981, ia diangkat sebagai staf pajak pertanahan, di Dinas Pertanahan sebelum berangkat ke luar negeri mengikuti pendidikan militer di Inggris. Kemudian Yang di-Pertuan Agung ke-13 Malaysia ini pernah diangkat sebagai staf administrasi di Dinas Perencanaan Ekonomi Pemda Terengganu, 11 Juli 1988, di samping itu ia juga menjabat sebagai staf Dinas Pertanahan Pemda Kuala Terengganu. Ia kemudian diangkat sebagai Presiden Dewan Islam dan Budaya Masyarakat di Terengganu mulai 1991 hingga Desember 1995. Sultan Mizan merupakan sultan termuda di Malaysia karena menduduki Singgasana Terengganu pada usia ke-36, pada 15 Mei 1998. Ia menjadi deputi Yang di-Pertuan Agung pada 3 November 2006. Sultan Mizan dipilih melalui konferensi para sultan untuk menggantikan Tuanku Syed Sirajuddin Syed Putra Jamalullail (Raja Perlis) untuk menjadi Yang di-Pertuan Agung Malaysia pada 13 Desember 2006. Ia terpilih karena setiap lima tahun jabatan Sultan Malaysia dirotasi. Tuanku Mizan Zainal Abidin akan menjadi Yang di-Pertuan Agung Malaysia termuda ke dua setelah Tuanku Syed Putra Almarhum Syed Hassan Jamalullail dari Perlis menjadi Sultan Malaysia pada usia 41 tahun pada 4 Januari 1961. Tapi Sultan Mizan ini merupakan Sultan Malaysia yang pertama lahir setelah kemerdekaan Malaysia 31 Agustus 1957. Sultan Mizan Zainal Abidin menikah dengan Sultanah Nur Zahirah, 28 Maret 1996 di Kuala Terengganu. Kedua mempelai kerajaan itu telah memiliki dua anak laki-laki dan dua anak perempuan. Putri Tengku Nadhirah Zaharah lahir 18 Desember 1996 dan Tengku Muhammad Ismail lahir 1 Maret 1998 dan dua anak lainnya Muhammad Mua`az berusia enam tahun dan Tengku Fatimatus Zahra, empat tahun. (*)

Copyright © ANTARA 2007