Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang Jakarta, Kamis pagi, naik tajam jauh di bawah level Rp8.800 per dolar AS menjadi Rp8.765/8.770 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.815/8.817 per dolar AS atau naik 50 poin. Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, di Jakarta, mengatakan arus modal (capital inflow) investor asing yang terus meningkat memicu rupiah menguat hingga jauh berada di bawah posisi Rp8.800 per dolar AS. Besarnya arus modal asing yang masuk ke pasar domestik, karena Indonesia dinilai merupakan pasar yang potensial untuk mencari keuntungan, katanya. Menurut dia, asing yang memperoleh pinjaman dalam bentuk dolar dengan bunga 5,5 persen kemudian menukar dalam bentuk rupiah dan membeli obligasi di pasar dengan bunga sebesar 10 persen. Dengan selisih bunga yang tinggi itu memicu investor asing terus meningkatkan usahanya di pasar domestik, ucapnya. Apabila kondisi ini terus terjadi, lanjutnya, maka rupiah akan bisa mendekati level Rp8.500 per dolar AS, yang didukung dengan belum masuknya Bank Indonesia (BI) ke pasar. BI sebelumnya menyatakan rupiah masih cukup stabil dalam kisaran antara Rp8.500 sampai Rp9.500 per dolar AS, karena itu investor asing merasa `enjoy` untuk terus bermain di pasar uang, katanya. Kuatnya dukungan pasar, menurut dia, terutama disebabkan membaiknya pasar saham regional yang terpicu oleh membaiknya bursa Wall Street akibatnya sejumlah indeks saham menguat seperti indeks Nikkei, Jepang naik 0,12 persen, dan indeks Kospi, Korsel menguat 0,7 persen. Sementara itu dolar AS stabil terhadap mata uang utama Asia, setelah bank sentral AS (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga AS. Pada pertemuan The Fed tidak ada kejutan sehingga pasar tidak bereaksi, karena bank sentral AS masih memfokuskan perhatian terhadap inflasi yang akan terjadi, tuturnya. Dolar AS terhadap yen mencapai 120,03 dan euro pada 1,3530 dolar AS. Fauzi Ichsan mengatakan, rupiah terus menguat yang menunjukkan bahwa fundamental ekonomi makro Indonesia makin membaik. Situasi ini diharapkan akan memicu pertumbuhan ekonomi makin berkembang yang didukung terutama dari sektor riil, apalagi investasi asing di dalam negeri juga makin tumbuh, katanya. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007