Tapi, harus kita sampaikan apa adanya bahwa tantangan negara bangsa kita adalah kesenjangan, masalah keadilan ekonomi, masalah pemerataan ekonomi."

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menemui sejumlah ulama dari berbagai pondok pesantren nasional di Istana Merdeka, Jakarta, memuji peran ulama dalam memelihara semangat kebersamaan.

"Silaturahim pada siang hari ini, yang pertama kami sangat menghargai peran dan seluruh usaha para ulama dalam membina umat Islam dalam mengawal umat Islam," kata Presiden, Selasa.

Presiden memuji para ulama yang memelihara semangat kebersamaan dan kedamaian di masing-masing kota dan daerah.

"Kami dari pemerintah ingin sekali lagi menitipkan kepada para ulama agar kesejukan dalam mendinginkan situasi kota dan daerah maupun negara kita ini, agar terus kita jaga bersama-sama antara ulama dan dan umaro sehingga negara kita selalu dalam keadaan damai. Amin," ujar Presiden.

Presiden juga menyampaikan secara sekilas mengenai kondisi ekonomi Indonesia.

"Berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, Alhamdulillah bisa kita jaga pada kondisi yang baik, yaitu 5,02 persen pada 2016 yang lalu. Kalau kita bandingkan dengan negara lain dengan negara-negara G20, misalnya negara-negara besar, kita hanya kalah dengan China dan India," ungkap Presiden.

Selain itu, Presiden menyatakan bahwa inflasi Indonesia juga berkurang menjadi 3,02 persen dari sebelumnya pada posisi delapan hingga sembilan persen.

"Tapi, harus kita sampaikan apa adanya bahwa tantangan negara bangsa kita adalah kesenjangan, masalah keadilan ekonomi, masalah pemerataan ekonomi," kata Presiden.

Presiden Jokowi menimpali, "Memang kita sudah sampaikan pertumbuhan ekonomi 5,02 sangat baik dibanding negara-negara lain, tapi pertanyaan yang banyak kami dengarkan dari kampung, dari desa, dan daerah, itu yang lima persen yang mendapatkan siapa Pak Presiden? Apakah kami? Inilah yang perlu kami jawab melalui kebijakan pemerintah."

Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin.

Dari ulama yang hadir adalah KH Irfan Wahid, pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng, KH Sanusi Baco (Rais Syuriah Nahdlatul Ulama/NU Sulawesi Selatan), Hardadi (cendekiawan mu7slim), KH Syukorn Makmun (pimpinan Pondok Pesantren Darurohman, Jakarta).

Kemudian, KH Ahmad Musthofa (pimpinan Pondok Pesantren Modern Pabelan, Magelang), KH Abdullah Zaidi (pimpinan Pondok Pesantren Al Irsyad, Jakarta), KH Muhtadi Dimyati (pimpinan Pondok Pesantren Cidahu Pandeglang, Banten), Prof Maman Abdurrahman (Ketua MAJ dan Penasehat Persatuan Islam/Persis)), KH Jeje Jaenudin (Wakil Ketua Umum Persatuan Islam).

Selain itu, Ustadz Ahmad Parlaungan Tanjung (pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta), Rahman Sabon Nama (cendekiawan muslim), Yusnar Yusuf Rangkuti (Ketua Umum al Wasliah), KH Ahmad Sadeli Karim (Ketua Umum Mathlaul Anwar, Banten), KH Siti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid (Ketua Umum Nadhatul Wathan, Mataram, NTB), Lukmanul Hakim (Ketua Umum Al Ittihadiyah).

Hadir pula KH Sholeh Hasan (pimpinan Pondok Pesantren Khoriatul Umah, Bandung), KH Hasib Wahab Khasbullah (pimpinan Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang), KH Subhan Makmun (pimpinan Pondok Pesantren Assalafiyah Luwungragi, Brebes), KH Jazuli Kasmani (pimpinan Pondok Pesantren Al Muttaqien Pancasila Sakti, Klaten) dan KH Aris NiMatullah (pimpinan Pondok Pesantren Buntet, Cirebon).

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017