Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi, Aviliani, berpendapat, program pengampunan pajak alias amnesti pajak, turut menyumbang deflasi yang tercatat sebesar 0,02 persen pada Maret 2017.
"Dengan amnesti pajak, banyak orang yang sebagian ikut sehingga ada pengurangan konsumsinya. Itu juga memengaruhi harga," kata Aviliani, saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat pada Maret 2017 terjadi deflasi 0,02 persen. BPS menilai penurunan harga sejumlah bahan makanan menjadi penyumbang utama deflasi tersebut.
Aviliani menilai deflasi yang terjadi Maret 2017 sebagai hal yang wajar. Dia mengatakan ke depannya pemerintah perlu memperhatikan mengenai masalah pangan.
"Memang ini harus dijaga inflasi-deflasi, kesinambungan. Karena biasanya kalau sudah inflasi, untuk turun kembalinya susah," kata dia.
Kepala BPS, Suhariyanto, di Jakarta, Senin (3/4), mengatakan bahan makanan terdeflasi 0,66 persen sehingga andilnya terhadap deflasi Maret 2017 sebesar 0,14 persen.
Adapun komoditas pangan yang berkontribusi terhadap deflasi antara lain cabai merah 0,08 persen, beras 0,03 persen, cabai rawit 0,03 persen, ikan segar 0,02, telur ayam ras 0,02, dan bawang putih 0,01 persen.
"Penurunan harga yang lumayan tajam untuk beberapa pangan dominan tersebut, menyebabkan terjadinya deflasi pada kelompok pengeluaran bahan makanan," ujar Suhariyanto.
Baca juga: (Repatriasi SPH jelang pengampunan pajak berakhir Rp146 triliun)
Baca juga: (Dana repatriasi pengampunan pajak Januari Rp105 triliun)
Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017